Kids

Kids

Welcome to my stories..

Sweet, hate, crying, laugh, smile... angry..
Just tell me...
Love just for everybody who love each other

Inspiring me very much

Hidup ini adalah serangkaian masalah : Bila saat ini kita sedang bergumul dengan sebuah masalah, sebenarnya kita baru saja keluar dari suatu masalah, atau kita sedang bersiap bertemu masalah yang baru. Allah lebih tertarik membuat hidup kita Kudus ketimbang membuat hidup kita bahagia

Tuesday, August 26, 2008

Gunung Penanggungan


GUNUNG PANANGGUNGAN (1.653 m dpl)

Gunung Penanggungan merupakan salah satu gunung yang terletak di perbatasan Mojokerto dan Pasuruan. Panorama gunung yang indah, dengan lereng – lereng yang nampak hijau serta terselimuti kabut merupakanpemandangan alam yang terlihat bila kita melintasi jalan menuju Surabaya dari arah Malang atau sebaliknyadan itulah yang bernama Gunung Penanggungan berada dalam daerah perlindungan KPH Pasuruan.Ketinggian Gunung Pananggungan 1.653 m dpl, dengan puncak yang terdiri atas batuan padas dan jarang tumbuh-tumbuhan. Bila kita berada di puncak pada malam hari, lampu-lampu malam yang berada di bawah menambah keindahan pemandangan Gunung Penanggungan.Pada malam hari, udara di puncak berkisar sekitar 10 – 15 derajat sedangkan pada siang hari berkisar 15 – 25 derajat. Mengingat suhu seperti ini, maka untuk lebih amannya dari gangguan udara dingin, tiupan kabut yang kencang dan hujan, para pendaki disarankan berlindungdi dalam Gua Botol yang mampu menampung sekitar 15 orang. Gua ini baru saja diketemukan. Letaknya sekitar 500 meter dari puncak Gunung Penanggungan menurun ke arah Barat. Pintu gua ini ada 2 buah. Satu lubang dari atas dapat menembus sinar matahari. Ruangan gua berbentuk L. Pintu menghadap ke Utara dan Selatan. Rongga gua berdiameter lebih kurang 2 m. Dari kaki sampai lereng bawah Gunung Penanggungan berupa hutan lindung dengan jenis tanaman rimba seperti jempurit, kluwak, ingas, kemiri, dawung, bendo, wilingo dan jabon. Di bawah tegaknya pohon-pohon raksasa ini, tumbuh tanaman seperti kunir, laos,jahe, dan bunga-bunga kecil. Lebatnya pepohonan menyebabkan udara di sini terasa lembab, sinar matahari tidak sepenuhnya menembus tanah. Sampai di lereng atas ditumbuhi caliandra, yang bercampur dengan jenis Resap, Pundung dan Sono.Caliandra merah tampak mendominasi, tumbuh lebat hampir menutup permukaan tanah, walaupun pertumbuhannya kerdil di tengah hamparan rumput / lumut. Demikian juga keadaan di puncak; hanya akar rumput / lumut yang mampu tumbuh menerobos kerasnya batuan padas Gunung Penanggungan.Keadaan medan Gunung Penanggungan tidak berbeda dengan gunung-gunung lain : datar, landai, miring, berbukit dan berjurang. Di kaki gunung, keadaan medannya landai sampai sejauh 2 km. Naik ke atas kemiringannya berkisar 30 – 40 derajat. Di bagian perut gunung agak curam, berkisar 40 – 50 derajat sepanjang 1 km. Sampai di dada gunung, banyak jurang-jurang dengan kemiringan berkisar 50 – 60 derajat; tanahnya berbatu sepanjang2 km dari dada, leher sampai puncak gunung. Medannya amat curam, berbatu, licin dan kemiringannya berkisar 60 -80 derajat sepanjang 1,5km. sampai di puncak, batu-batu padas nampak di sana-sini. Di puncak terdapat lembah, barangkali semacam kawah yang sudah tidak aktif lagi. Luasnya sekitar 4 Ha. Tempat ini biasanya dimanfaatkan untuk base camp. Tempat yang nyaman untuk menikmati keindahan pada malam hari.Untuk mencapai puncak Gunung Penanggungan terdapat 4 (empat) arah pendakian yaitu via Trawas, Jolotundo, Ngoro dan Pandaan. Bagi pendaki yang memilih start dari Desa Jolotundo dan Ngoro, di sepanjang jalan akan melewati candi-candi peninggalan purbakala. Yang memilih start dari Desa Trawas dan Pandaan hampir tidak menjumpai peninggalan purbakala.JALUR TRAWASUntuk mencapai trawas, dari Surabaya atau dari Malang naik buss menuju Pandaan, naik lagi minibus menuju keTrawas. Selama perjalanan jalan yang dilalui sudah beraspal. Dari Desa Trawas, Mojokerto, kita menuju ke desa Rondokuning (6km) dengan kendaraan roda 4 atau roda 2. Dari desa Rondokuning melewati jalan setapak hutan alam menuju ke puncak Penanggungan dengan memakan waktu 3 jam. Sepanjang jalan, pendaki akan melihat pemandangan dari celah-celah lebatnya pohon caliandra, terlihat pula puncak Gunung Bekel yang merupakan anak Gunung Penanggungan. Rumah-rumah penduduk, pabrik-pabrik, sawah-sawah terlihat di bawah. Sayang, kabut tebal sering menyelimuti pemandangan yang menakjubkan itu.Perjalanan terus menanjak. Kemiringan mencapai 40 derajat. Setelah melewati hutan caliandra, berarti perjalanan sudah mencapai punggungan Gunung Penanggungan. Pohon-pohon di sini sudah jarang. Para pendaki dapat leluasa memandang keindahan alam sekelilingnya karena pandangan mata sudah tidak terhalang lebatnya pepohonan. Bila kabut tidak turun, puncak Gunung Welirang terlihat dan sungai Brantas terlihat sangat indah dari tempat ini. Setelah sampai di puncak, terlihat batuan padas yang tertutup rumput gabutan seluas 4 Ha.JALUR JOLOTUNDROUntuk mencapai Jolotundo dari Trawas naik lagi minibus sekitar 9 km. Desa Jolotundro merupakan salah satu desa yang berada dekat dengan puncak Gunung Penanggungan (6,5 km). Pendakian tidak melewati pedesaan, tetapi langsung menyusup ke dalam hutan alam. Kemiringan medannya 40 derajat, melewati jalan setapak. Di kanan kiri terdapat pohon-pohon besar. Di sekitar sini banyak jalan setapak yang menyesatkan.Setelah perjalanan memakan waktu 1 jam, hutan alam terlewati, berganti memasuki hutan caliandra yang amat lebat dengan jalan menanjak. Berjalan sekitar 30 menit pendaki melewati Batu talang,sebuah batu yang panjangnya 7 km tanpa putus, bersumber dari leher Gunung Penanggungan yang memanjang seperti talang air menerobos hutan sampai ke Desa Jolotundo dan DesaBalekambang. Dari Batu Talang,terus menyusup hutan caliandra. Sekitar 300 m, sampailah di Candi Putri, sebuah candi peninggalan Airlangga yang berukuran 7 X 7 X 4 m dalam keadaan tidak utuh. Candi Putri ini dikelilingi oleh hutan caliandra yang sangat lebat.Dari Candi Putri, sekitar 200 m sampaikan di candi Pure, yaitu sebuah candi yang berukuran 7 X 6 X 2 m terbuat dari batu andesit. Dari candi Pure, sekitar 150 m sampai di Candi Gentong. Disini terdapat meja. Candi Gentong dan meja sebenarnya bukan candi, tetapi menurut masyarakat setempat dinamakan candi. Candi Gentong merupakan peninggalan kuno yang terbuat dari batu kali. Posisinya bersebelahan. Gentong terletak di sebelah Utara, meja terletak di sebelah selatan tetapi dalam 1 lokasi. Gentong berdiameter 40 cm bagian mulut dan 90 cm bagian perut, tebal 15 cm. Setengah badannya terpendam di dalam tanah. Sedangkan meja panjang 175 cm, lebar 100 cm dan tinggi 125 cm.Setelah melewati Candi Gentong, perjalanan dilanjutkan menyusur ke atas. Lebih kurang berjalan 500 m sampai ke Candi Shinto. Keadaan candi sanget memprihatinkan, panjang 6 m, lebar 6 m, tinggi 3 m, terletak di hutan wilayah RPH Seloliman. Setelah melewati hutan kurang lebih 300 m akan ditemui candi lagi, yaitu Candi Carik dan sekitar 300m Candi Lurah. Dan sampailah di puncak.JALUR NGOROUntuk mencapai Ngoro bisa dari arah Pandaan atau arah Mojokerto . Dari arah Pandaan naik minibus jurusan Ngoro sedangkan dari arah Mojokerto naik minibus menuju arah Ngoro. Desa Ngoro lebih mudah dicapai lewat Mojokerto karena terletak di tikungan jalan jurusan antara Japanan, Mojosari, Kabupaten Mojokerto; persisnya di kaki Gunung Penanggungan sebelah Utara. Dari Desa Ngoro kita menuju ke desa Jedong (6 km) dengan kendaraan angkutan pedesaan lalu perjalanan diteruskan menuju dusun Genting sekitar 3 km. Masyarakat Desa Genting sebagian besar penduduknya suku Madura.Dari dusun Genting, pendaki naik ke atas memasuki hutan lindung, melewati jalan setapak menyusur ke atas, kemudian menurun dan melewati Candi Wayang dan sekitar 2 km menuju puncak dengan medan yang sangat miring 70 – 80 derajat. Jalur lewat desa Ngoro ini lebih sulit dibandingkan dengan jalur Jolotundo.JALUR PANDAANUntuk mencapai Pandaan sangat mudah karena terletak di jalan yang dilintasi Bis Malang–Surabaya. Dari Pandaan kita dapat langsung menuju kaki gunung Penanggungan dan langsung dapat memulai pendakian.PUSAT PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUPBila waktu memungkinkan, sempatkanlah mengunjungi Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup yang terletak di Trawas. Satu kelebihan di pusat Pendidikan pertama di Indonesia ini adalah lokasi. Lokasinya yang sangat strategis dan nyaman, membuat kegiatan belajar mengenal alam dan lingkungan serasa berekreasi. Pusat Pendidikan lingkungan Hidup (PPLH) yang terletak di Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur ini diresmikan pada tanggal 15 Mei 1990. Dari Surabaya sekitar 50 km, memakan waktu 1,5 jam perjalanan. Bila lewat rute selatan, jauh lebih singkat yaitu 1 jam saja. Rutenya, Surabaya – Japanan – lewat Desa Ngoro langsung Seloliman, tanpa lewat Trawas. Bisa juga leawt rute favorit supir–supir mobil carteran, yaitu Pandaan – Prigen – Trawas.Bila lewat jalur utara, dengan kendaraan umun (bus) jurusan Malang. Sampai Pandaan, ganti naik angkutan umun ke Trawas. Dari Trawas, bias naek ojek atau carter kendaraan umum. Ongkos keseluruhannya tak sampai 10.000 rupiah. Tapi bila naik taksi ongkosnya juah lebih mahal, yaitu sekitar 50.000 rupiah.Dari Trawas, kita naik lagi ke Desa Seloliman, sekitar 8 km. Pemandangan sepanjang jalan berubah, berupa hutan jati dan sedikit sawah padi. Di antara pohon-pohon jati terselip pepohonan petai dengan buah bergelantungan. Tak jauh dari persimpangan jalan menuju Desa Seloliman dan Jolotundo,di situlah lokasi PPLH terletakGebang PPLH berhias perdu merambat dengan bunga yang merah berumbai-rumbai menyambut. Begitu masuk, rasanya kita sedang berada di pesanggrahan modern. Kira-kira 200 m dari gerbang, berdiri semacam pendopo mungil, dilengkapi dengan kursi-kursi kayu. Di sebelah kana nada bangunan lagi bertembok putih dengan kayu-kayu coklat tua.Gedung bertingkat 2 tersebut terbagi menjadi 2 bagian yang dipergunakan sebagai kantor PPLH, perpustakaan. Laboratorium mini, dan yang terbesar terletak di lantai 2 adalah semacam aula terbuka, tempat untuk seminar, berdiskusi, menonton film dan slide.Di bagian lain, berdiri pula bangunan bertingkat yang merupakan restoran. Beberapa meter dari 2 bangunan induk ini terdapat 4 bungalow dengan bentuk bangunan yang senada.Di utara, sejajar dengan gerbang masuk, berdiri sebuah asrama bertingkat di bagian Barat dan sebuah bungalow di bagian Timur. Bungalow ini unik karena merupakan perpaduan antara arsitek Jawa, Jepang dan Eropa. Bungalow itu terbuka, baik ruang tamu, kamar makan, kamar tidur dan kamar mandinya. Dikelilingi oleh kolam ikan dan bunga-bungaan, duduk pun bias di kursi kayu model antik bisa pula lesehan. Walaupun terbuka, bungalow ini terlindung dari pandangan luar karena dikelilingi oleh tembok batu. Jadi terbuka tapi bersifat prbadi. Bungalow yang satu ini memang berbeda dengan 4 yang lain tadi. Yang ini dikhususkan bagi para penceramah atau peneliti yang berkunjung ke PPLH. Di tempat yang tenang ini, mereka di harapkan tak terganggu ketika menyusun berkas-berkas seminar dan penelitian. Bila tak dipakai, tamu atau turis umum bisa menginap di bungalow yang indah ini.Kamar mandi di PPLH ini pun unik. Terbuka dan hanya terlindung tembok batu, jadi sambil mandi kita bisamemandang hutan tropis di sekitar dan burung-burung yang berterbangan di udara. Ingin mandi air panas. Ada juga. Pemanasan air di PPLH ini memakai sistem pemanas matahari. Secara umum, bungalow di PPLH juga unik. Kecil tapi kompak. Tempat tidurnya 2 macam, 2 single dan 1 dobel. Cukup ditempai 1 keluarga atau 4 orang. Jendelanya di sudut sudut rumah. Bila dibuka, kita bisa melayangkan pandangan ke segala penjuru dan menikmati pemandangan sekitarnya. Tarif sewanya relatif murah, Rp 50.000 semalam. Untuk makanan dan minuman tresedia di restoran.Kegiatan yang bisa dilakukan di PPLH banyak sekali. Program kegiatan atau program liburan disusun oleh PPLH dan ditawarakan kepada siapapun yang berminat. Ada Wisata Alam, yaitu rekreasi sambil memahami lingkungan hidup. Acaranya mengunjungi obyek-obyek wisata di kecamatan Trawas. Sambil berwisata, pemandu dari PPLH menerangkan dampak pariwisata terhadap lingkungan. Paket lain adalah Lintas Alam. Paket ini ada 2 macam. Yang pertama, kita diajak berjalan-jalan masuk hutan menyusuri sungai kecil sambil menikmati kesejukan alam dan kicauan burung. Rute Lintas Alam mini hanya setengah KM, karena memang disediakan bagi kalangan yang sekedar ingin tahu dalamnya hutan. Sedangkan rute kedua, agak jauh sedikit, sekitar 1 km. Rutenya sama dengan rute pertama, tapi dilanjutkan hingga ke pemandian Jolotundo. Paket lain Pengamatan Mamalia. Ini juga menyangkut isi hutan, tapi khusus mengamati binatang menyusui. Ada juga Pengamatan Burung, Pengamatan Serangga, Pengamatan Tumbuh-tumbuhan, sampai Landscaping. Lewat pake Landscaping ini, kepada kita diajarkan pengertian tentang prinsip-prinsip arsitektur pertamanan yang mengacu pada wawasan ekologis. Paket lain yang tak kalah menariknya adalah karang Gizi. Paket ini ada hubungannya dengan kesejahteraan keluarga, yang dititikberatkan pada bagaimana memanfaatkan tanaman atau ternak sebagai bahan pemenuhan gizi keluarga.

My Blog List

Radithya Bintang Peterson

Radithya Bintang Peterson
Terlahir 1 April 2002 di Rumah Sakit Anissa Cikarang Bekasi, dengan berat 36 kg, panjang 50 cm, yang punya arti Anak yang menjadi Matahari Bintang dan Bulan yang menerangi sekitarnya

Andrew Gerrethz Peterson

Andrew Gerrethz Peterson
Terlahir 3 Oktober 2003 di Rumah Sakit Hosana medika Lippo Cikarang Bekasi, yang mempunyai Arti Anak lelaki yang dinantikan untuk menjadi pemimpin besar dan bercahaya seperti Bulan dimalam gelap untuk sekitarnya