Kids

Kids

Welcome to my stories..

Sweet, hate, crying, laugh, smile... angry..
Just tell me...
Love just for everybody who love each other

Inspiring me very much

Hidup ini adalah serangkaian masalah : Bila saat ini kita sedang bergumul dengan sebuah masalah, sebenarnya kita baru saja keluar dari suatu masalah, atau kita sedang bersiap bertemu masalah yang baru. Allah lebih tertarik membuat hidup kita Kudus ketimbang membuat hidup kita bahagia

Monday, December 15, 2008

13 December 2008

POstingan iek...
Jumat, 12 Desember 2008
23.15 WIB

Tak terasa jam koq udah larut malam, dan kulihat Andrew sudah mulai bergaya di tempat tidur dengan berbagai macam pose dan berputar mengelilingi tempat tidurku yang berukuran sprei King..

Sesekali kuliat dia berganti pose dengan meraba-raba mencari gulingnya yang selalu berpindah posisi..
Malam ini ku teringat ada 2 orang yang special buat aku, mereka besok akan berulang tahun… 13 December…
Tanggal sial, tahu bulan penuh karunia heheh….

Teringat kejadian sekitar 10 - 15 tahun yang lalu…Eva Destriani Sitohang dan Desri Megartina Sinulingga… ops aku baru menyadari nama yang mirip..
Ho ho ho.. ya memang keduanya adalah orang batak hehe…

Eva adalah adik pelayanku, cantik dan sama-sama melayani di suatu persekutuan teruna dan talenta dia di vocal suangat sangat besar.. suaranya sangat bagus..
Dan banyak kenangan, kejadian suka dan duka banyak kujalani bersamanya..

Desri atau Tina, adalah adik bungsu sahabat specialku di masaku kuliah.
Kenangannya apa ya… sering berbagi hadiah heheh, yang pasti coklat.
Yang ku ingat, kalau masuk ke kamarnya dulu waktu masih dijuanda harus jedotan sama lemari dulu heheh... karena pas pintu kamar dibuka kita ketemunya sama lemari buka kasur dulu hehe

Ternyata Ultahnya barengan, udah hamper 10 tahun, sejak kuberkelana di Bali. Menginjakan kakiku di Jakarta, dan Eva mulai ke Ambon dan kisah pernikahannya dan kehidupannya.
Tina yang waktu itu kuliah pindah rumah dari Juanda ke Rungkut, yang ceria, muanjanya buanget, ndut dan kini dia ada di NAD dan cantik.

Aku kangen masa-masa itu, kayaknya semuanya ceria tanpa beban..

Tapi...

Eva, iek kehilangan jejakmu.. dirimu dimana sekarang ??
Masih di Jakarta?? Dimana? Di Ambon? Bagaimana Vincent? Fany? Weny yang cantik, udah seperti apa gadis kecil centil itu??

Tina, sekitar ½ tahun yang lalu mulai ku berkomunikasi, yaa karena internet dan info blog yang kuinfokan ke abangnya. Hingga akhirnya dia berkomentar di blog-ku dan friendsterku. Malahan ku dapet sepakai bukunya Andrea yaitu Laskar Pelangi, Sang Pemimpi dan Edensor… Ku sangat surprice untuk hadiah itu..

Ku hanya berdoa untuk kebahagiaan kalian yaa..
Seperti smsku… Pray,believe, your dream become true….
Jbu all my sister

Monday, November 24, 2008

Test my Karakter

POstingan iek...

Selamat pagi dunia..
Pagi ini ku coba test karakter yang dikirimkan Medalina Sianturi ke aku minggu lalu..
Maaf ya sayang baru dicobain, habis 2 hari lalu training, jadi mana sempat heheh..
Hasilnya seperti itu lhaa..

Smile as Laskar Pelangi..
Sinari dunia yukk...

Friday, November 14, 2008

Ya Tuhan kenapa ada penyakit Kanker..

POstingan iek...

Jum'at 14 November 2008
Pagi ini ku terima forwardan email dari rekan seruanganku Rahma, kutertegun membaca email yang berisi dokumen word, yang menceritakan penderitaan seseorang ibu yang menderita Kanker Payudara.
Rekan ibu itu berinisiatif untuk membuatkan suatu cerita untuk aksi penggalangan dana. Dalam ceritanya ditampilkan juga foto-foto payudaranya yang mulai terserah kanker, hingga disaat ini sudah mulai mengeluarkan nanah, air dan darah.

Sesaat ku teringat kejadian 3 tahun yang lalu, tepatnya awal april 2005 ketika ku pulang ke Surabaya dalam rangka menemanin anakku Radithya Bintang Peterson yang berulang tahun di 1 April , ulang tahun yang ke 3.
Saat itu kumenemukan resep dokter dengan obat yang aneh-aneh , dan antibiotik dengan dosis tinggi yang tertera disitu tertanda Dr Ratna.
Dr Ratna adalah dokter kantor dan merupakan dokter keluarga.
Ketika ku tanya ke pada Bapakku, beliau hanya menjawab sakit biasa kemarin asmanya kumat terus ada infeksi saluran kencing.

Karena kutidak percaya dengan keterangan bapak, akhirnya kucoba mencari alasan untuk pergi jalan-jalan. Padahal tujuannya adalah ke tempat praktek Dr Ratna yang ada di Gemblongan.
Dan hasil yang aku dapatkan adalah memang infeksi saluran kencing, yang sudah menjalar ke kandung kemuhnya, sehingga sering membuat bapak kencingnya mengeluarkan darah.

Pengobatan infeksinya terus dilanjutkan hingga suatu saat, bapak pergi ke Jakarta.
Waktu itu aku masih tinggal di Villa Mutiara Cikarang.
Dan di suatu saat, akhirnya bapak harus pergi ke dokter karena rasa nyeri yang menyerang perut dan alat kelamin beliau.
Info di dapat, kita pergi ke rumah sakit Siloam Glesias, ketemu dengan dr. Paulus.
Hingga akhirnya, ada indikasi pendahan di Kandung Kemih beliau, dan untuk memastikannya harus dilakukan tes IVP.
Dari test IVP didapatkan hasil ada tumor di ginjal kirinya, tumor buli-buli.

Hasilnya, harus operasi, dengan perkiraan dana operasi lebih dari 70 juta.
Discus dengan keluarga, akhirnya kita merujuk bapak ke rumah sakit Fatmawati, karena di RS Fatmawati ada kakak sepupuku yang memungkinkan bisa membantu dalam sisi kualitas pelayanan ke bapak nantinya, dan siapa tahu biayanya lebih murah.

Hingga akhirnya Bulan agustus 2005, bulan penuh cobaan..
Di pertengahan Agustus, tenyata ku harus kehilangan calon anakku yang ketiga yang sudah berumur 4 bulan di kandunganku. Dan ternyata di saat yang bersama ku masuk rumah sakit, ternyata adalah hari bapak dioperasi pengangkatan tumor buli-buli di ginjal kirinya.
Hari yang cukup berat aku rasakah, disisi lain aku kehilangan anakku yang sudah terliat jelas adalah seorang perempuan. Disisi lain aku ndak bisa menemani bapakku menghadapi situasi yang cukup berat, dan menemani ibuku dalam menjaga bapak.
Belum lagi makian dari kakak-kaka sepupuku dan kakak dari ibuku, yang mengatakan aku tidak punya perasaan karena tidak menemani bapak disaat operasi.

Memang aku tidak menceritakan kejadian, kenapa aku ndak bisa pulang ke Surabaya waktu itu, karena aku juga tidak mau menambah beban pikiran ibuku, kalau beliau tahu ternyata aku juga sakit.
Karena makian dan omongan yang tidak nyaman didengar, dengan terpaksa kucerita ke ibu, kalau aku juga ada di rumah sakit.
Aku yakin ibu juga sedih, tapi aku merasa penjelasannya ketidakpulanganku ke Surabaya membuat beliau lebih lega.

Setelah operasi berjalan, seminggu kemudian ibu baru bercerita kalau ternyata selain dan tumor, tenyata di Saluran Kandung Kemih bapak juga sudah ada kanker, stadium 3.
Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini..
Aku yakin ibu sangat sedih menghadapi hal itu.

Dan saat operasi pengangkatan tumor, ibu ditanya apakah kankernya akan diangkat sekalian, dan saat itu ibu menyetujui kalau kankernya diangkat sekalian.
Operasi ke-2 dilakukan, pengangkatan Kankernya

Operasi 1 dan ke 2 dilakukan di rumah sakit RKZ.
Setelah operasi, kondisi bapak tidak pernah pulih, hampir setiap 2 bulan beliau anfal dan masuk rumah sakit.

Hingga di kita harus kemoterapi, belum obat penghambat kankernya.
Aku tidak tahu nama dan obat yang dikonsumsi bapak waktu itu, karena aku hanya bisa pulang di april 2006 dan Juli 2006 itupun paling lama 3 hari.

Mulailah krisis melanda keluargakku, biaya pengobatan buat kami sudah seperti gajah yang menindih kami, dan sangat berat untuk dipikul. Ada yang dikorbankan, rumahku di Villa Mutiara ternyata laku duluan dari pada Rumah di bogor yang sekarang aku tempati.
Sedih banget sebenarnya, tapi ndak ada pilihan.

Ya memang hasil jual rumah, masih belum mencukupi hingga sekarang.

Ops.. lanjut dulu deh..
Dan sekitar bulan February 2006, dokter menginformasikan bahwa fungsi ginjal bapak sudah tidak bagus. Sehingga beliau harus cuci darah, atau operasi pengangkatan ginjal kirinya.

Tapi beliau menolak ginjalnya diangkat, dan akhirnya keputusan untuk cuci darah yang diambil.

Cuci darah setiap minggu , biaya cuci darah di Surabaya berkisar 500 ribu per cuci darah.

Hingga akhirnya 8 agustu 2006, pukul 4 pagi, bapak meminta kakakku laki-laki untuk mengantar ke RS, karena beliau merasakan nyeri di badannya, posisi rumah sakit tercepat yang bisa adalah di Rumah sakit William Booth, dan beliau langsung masuk ICU.

Pagi ku diinformasikan bahwa bapak masuk rumah sakit, dan untuk yang ke2 kalinya ku menelepon sekitar pukul 12 siang, dan setelah ngobrol ternyata bapak mengatakan beliau sudah capek, mau istirahat.

Dan saat itu juga kusudah memutuskan untuk pulang di sore harinya.
Ternyata Tuhan berkehendak lain.
8 Agustus 2006, pukul 14.45 bapak sudah pergi. Dengan diagnosa gagal ginjal dan penjalaran kankernya sudah ke hati, dan paru-parunya.
Awal dari kanker Kandung Kemih yang dideritanya, membuat beliau kehilangan angan-angannya untuk melihat anakku Radithya Bintang yang sudah diasuhnya dari umur 6 bulan dewasa.

Hari ini, aku merasakan kesedihan banyak orang yang menderita Kanker, mauun sanak saudaranya yang menderita kanker.
Karena kanker membuat banyak orang menderita.

Tapi cuma doa dan belajar untuk mengucap syukur, mohon ketabahan itu yang sampai sekarang aku masih coba lakukan.

Bertahan dan berserah.

Ya Tuhan kuatkan orang-orang yang menderita itu, karena kutahu rasanya kesedihan , kegalauan, pusing mencari biayanya. Maafkan aku tidak bisa membantu orang tersebut.
AMIEN

Monday, October 27, 2008

Cinta...

POstingan iek...

Ketika cinta datang.. tidak semua jadi indah

Ketika cinta mulai bersambut, ternyata semuanya tidaklah mudah

Ketika cinta dirajut, semakin sulit mengenalinya

Ketika cinta harus dipisahkan, tidak semua menyakitkan

Ketika cinta ditepiskan, tidak membuat sesuatunya menjadi indah

Ketika cinta mulai bersemi kembali, disitu cinta mulai dipertanyakan

Ketika cinta mulai terungkapkan, semuanya masih memerlukan proses

Ketika cinta mulai diikat, hidup tidaklah seindah yang dibayangkan

Ketika itu juga cinta mulai diuji….

Ketika itu juga cinta harus dipertahankan…

Ketika cinta mulai tak mampu lagi bertahan

Ketika cinta mulai goyah….

Disitu kita mulai merasakan cinta yang sesungguhnya.

Karena cinta mulai dipoles, semakin lama semakin indah..

Belajarlah dengan memoles cintamu dengan kasih..

Dan percayalah kasih membuat semuanya menjadi sangat indah.

KASIH...

POstingan iek...
Ku tahu kasih itu sabar

Ku tahu kasih itu murah hati

Ku tahu kasih itu tidak cemburu

Ku tahu kasih itu tidak memegahkan diri

Ku tahu kasih itu tidak sombong

Ku tahu kasih itu tidak melakukan yang tidak sopan

Ku tahu kasih itu tidak mencari keuntungan diri sendiri

Ku tahu kasih itu tidak pemarah

Ku tahu kasih itu tidak menyimpan kesalahan orang lain

Ku tahu kasih itu tidak bersukacita karena ketidakadilan

Ku tahu kasih itu akan menutupi segala sesuatu

Ku tahu kasih itu percaya segala sesuatu

Ku tahu kasih itu mengharap segala sesuatu dan sabar menanggung segala sesuatu

Dan ku tahu kasih tidak berkesudahan.

Dan ku tahu ternyata memiliki kasih itu tidak mudah

Ya Bapa.. bantu aku untuk lebih mengenal kasih, dan memiliki kasih seperti yang Kau miliki.

Tentang Pitasari

POstingan iek...

Ayi.. begitu kakak-kakakku memanggil.

" Dasar bandel,kecil-kecil petingkrangan di pohon jambu…" begitu omelan mereka ..

Yach salah satu hobiku dimasa SD, panjat pohon jambu dan kalo lagi ngambek nangkrik di atas genteng. Sambil nongkrong di atap yang terbuat dari seng / asbes aku sering liat awan dan juga nyomotin jambu air…

Semua perduli , dan selalu mengawadi, maklum anak ragil heheh..

Karena jika aku kenapa-kenapa semua kakak-kakakku bakal kena tegur, yach maklum orang jawa.

Sejak SD aku merasa semua yang aku lakuin selalu didampingi kakak-kakak tersayangku, yang terutama jagoan rumahku yg satu-satunya.. Sebut aja dia Tole (anak laki-laki)

Jarak usiaku dengan tole terpaut 5 tahun, yach dia-lah yang sering kali ngawal dan jadi sopir hingga aku SMP. Dan merupakan yang paling dekat untuk curhat dan dimintain uang heheh

Maklum kedua orang tuaku bekerja, sehingga diriku mulai belajar mandiri. ("terkadang"…heheh)

SMP-ku termasuk yg jadi favorit di Surabaya, SMP Negeri 1 Pacar.. dan kegiatan yang aku ikutin cuma bola voli dan PMR hehehe…

Nah pas masuk SMA neh mulai kasus, salah pilih rayon waktu itu.. sedangkan mestinya nem-nya bisa masuk SMA komplek, yach apalah daya dengan hubungan KKN akhirnya bisa masuk ke SMA Negeri 15 di daerah Menanggal.

Pas SMA, kakak-kakakku mulai sibuk dengan urusan kerjaan, kuliah dan pacaran.

Yach akhirnya dirku mulai berinteraksi dengan temen sekolah dan kakak kelas, mengisi hari..

Ikutan OSIS, jadi team paskibra… eh sempet jadi anggota paskibra ngibarin bendera di Grahadi lho.. tahun 93.. kalo ndak salah.. maklum sertidikatnya ilang pas ngungsi di Bali.

Nah di SMA aku mulai mengenal yang namanya HIking, road race.. yach karena aku nemuin sosok kakak.. namanya , sebut saja deh Prima.

Dia yang ngajari aku naik motor, hehhe hingga akhirnya pas SMA kelas 2, udah bawa motor sendiri sekolah. Ngajakin hiking… dan yang paling nyenengin.. Ikutan race heheheh

Yach itu cerita SMA, kisah cinta .. tidak ada yang menarik untuk dibahas… lain kali aja.

Dan mulai terbawa arus balapan, kita seringnya test di daerah ketintang waktu itu daerahnya masih tanah, deket rel kereta.. tembusan ketintang ke menanggal.. lewat ketintang permai.

Yach akhirnya mulai belajar kutek-kutek mesin motor..

Akhirnya Kuliah neh..

Kuliah di UPN Veteran Jatim.. habisnya ndak ketrima di S1 - Unair hehehe.. ketrimanya di D3 pariwisata waktu itu.

Karena pas test di UPNnya ketrima jadinya D3-nya diabaikan.. hehhe… kuliah deh di Teknik Industri jurusan Teknik Manajemen Industri angkatan 95.

Waktu itu pinginnya ikutan Mapala UPN, tapi semua kakak-kakak dan orang tuan pada memprotes, akhirnya masuknya ke Resimen Mahasiswa.. yach masuk menwa hasil KKN juga…

Karena Kakak pertamaku Christine, dan si Toleku juga anggota Menwa UPN.

Ikutan deh pendidikan dasar, pergi ke Magetan 2 minggu pendidikan. ternyata ketahuan aku ada ndak beres di lambung..

Pulang pendidikan pindah tidur di RS 2 mingguan karena pembengkakan lambung heheh.. istirahat tidak fisik 3 bulan-an, akhirnya jadi anggota pasif.

Yach tapi terus ada seseorang yang sempat jadi "cinta" dia demen hiking, yach jadilah kita sering jalan menjajaki gunung Welirang - Arjuna, Penanggungan, Kawi, Semeru.

Yang seringnya hampir tiap ada libur kita sepeda motoran rame-rame.. di malang liat pantai, sendang biru, ke cangar.. wis pokoknya hidup ngluyur deh…

Ternyata ada batasnya, uang saku dipotong krn ketahuan kebanyakan kluyur heheh, akhirnya mulai deh nyari duil… kerja booo

Jadi deh iek kerja jadi daily worker di Hotel Garden Palace HOtel, mulai th 96-an-98 wah akhirnya dapet lagi geng rusak demen ngluyur n hiking, jadi deh. ( Kalo ada yg kenal diriku Gank-nya mas Ali bonquet, Dayat, Ria, Vera, Elli, ari bartender, bambang biak, saiful,deny, sapa tuh yg pergi ke arab…, dadang,, miss u all guys)

Eh habis itu mulai dikenalin sama anak-anak nongkrong di design di Perak, mulai deh nyambi lagi ngerjain rental n ketikan skripsi.. dari sini mulai deh jarang pulang malem-nya.. mulai pulang pagi.. heheh, kalopun pulang sore tapi baru tidur pagi heheh

Nah ternyata Tuhan itu baik juga, dikasih kerjaan di Bank Pasar Karyawan Swantara.sekitar tahun 97-98 deh. jadi staff tukang nagih heheh( kolektor), waktu itu yg bantuin Mbak Dewi, Ari.. wah itu kisah sebelum Bank Pasar dilikuidasi th 2002 kemarin. Bisa sempet dapet bonus 5 jutaan.. hehe gara-gara berhasil buat orang ngelunasi utang n bisa nyegel rumah orang yg enggak bisa bayar hutang n melebihin target.. Kedengerannya jahat yach.. tapi itulah pekerjaanku waktu itu. Dan karena uang itu juga termasuk uang panas, habisnya cepet banget dan enggak ada wujudnya hehehehhe

Duitnya buat jalan-jalan ke Yogya n Bali..

Jadinya kuliah jadi sambian, kalo sempet yach kuliah, kalo enggak yach titip absen, untung pas ujian itu orang-orang di tempat kerjaku baik-baik, dikasih ijin, aku boleh keliling ke tukang ngutang di bank pasar Karyawan Swantaranya malem. hehehehehe

Tahun 98-an iek ditawari kerja di suatu perusahaan Travel, namanya Bali Megah Wisata, kerjaanya jadi pramugari shultle bus trayek Surabaya - Denpasar ( hehehe). Mulai deh tumbuh keinginan berkelana… Mulai semakin hidup bener-bener mandiri, karena sejak kerja di BMW ini iek mulai jadi anak kos.. nge-kos di Bali maksudnya hehhe… kalo lagi jalan ke Surabay yach tidur di rumah..

Bali emang sangat indah, lingkungan dan hidup dengan kecuekan sekitarku, mulai membentuk aku untuk berani hadapi hidup …

Wah jadi kangen Bali neh..

Akhirnya September 2000 bisa juga iek lulus kuliah deh.. jadi sarjana TI , title ST (es Teh…)hehehe

Dari Bali kau kembali lagi ke Jakarta karena kakak-kakak cewekku mulai berdomisili di Jakarta, dan orang tua mau kita ngumpul, yach mau ndak mau akhirnya berangkat ke Jakarta.

Akhirnya dapet kerjaan, married, punya 2 anak ( Radithya Bintang Peterson dan Andrew Gerrethz Peterson)..

Dan inilah hidupku sekarang..

Kucoba jalanin tetap dengan dasar iman, pengharapan dan kasih.

Thanks to God for every thing..
POstingan iek...
Today.. I will walk with my hand in GOD

Today I will trust in HIM and not be Afraight


Sis.. lagu ini sering kita nyanyiin berdua untuk perhiburan kita..

HAri ini , aku kangen banget ..

Pingin teriak di telepon ketika ku dial 03170…

Kuucapin "Selamat Ulang Tahun Bu…"

Ku ingin memelukmu dan mencium kedua pipimu dan membisikkan Selamat Ulang Tahun.. Moga Panjang Umur dan Tuhan memberkati..

Tapi Doaku tahun lalu ternyata tak terkabulkan..

Beberapa hari yang lalu, aku mengalami kegundahan, kebimbangan dalam hatiku… egoisku muncul.. kekeraskepalaku mengontrol akal sehatku..

Disitu kurasakan arti hidupmu dalam diriku..

Aku sangat kehilanganmu… aku butuh dirimu..

Kamu bagian hidupku sis…

Aku pingin cerita.. aku pingin nangis ditelepon dan teriakin semua kekesalan dan kegalauan hati ini..

Tapi kepada siapa lagi aku harus cerita, sampai aku menangis karena semua beban hidupku…

Hari ini, aku sempat bertanya kepada Tuhan..

Kenapa Tuhan panggil dirimu…

Kenapa Tuhan biarin aku sendiri hari ini…

Sis…. tahu ndak apa yang Tuhan bilang..

" Katakan padaKu …! "

Saat kuketikan cerita ini.. mataku sudah menyimpan butiran air yang siap tertumpah ke pipiku..

Kenanganmu tentang belajar untuk bersabar, mendengar apa Tuhan bilang.. teriang lagi di telingaku..

Biarlah kangenku tak terobati..

Tapi kuyakin Tuhan berikan yang terindah buat kita.

Siapa Sahabatku ???

POstingan iek...
11 August 2007

Selamat pagi Tuhan, hari ini mataharimu sangat indah.

Terlintas beberapa kejadian minggu lalu ketika aku berada di rumah Sakit Puri Cinere.

Disaat sepian dan sendiri tiada yang menemani yeileee…

Aku tak pernah merasakan benar-benar sendiri, tak pernah merasakan benar-benar sepi.

Selalu ada teman yang menemani, walau hanya mengirimkan sms..

Dan sms yang cukup singkat aja ." Hai…"

Dan berulang-ulang, hampir setiap jam…

Bahkan menemani hingga malam dan bercerita banyak hal di rumah sakit.

Dari kejadian itu, aku merasakan siapa sebenernya temanku dan siapa sahabatku, dan siapa sahabat yang menjadi saudaraku…

Karena begitu banyak teman, tapi aku tahu saat kita jatuh, butuh penghiburan, butuh didampingi.. disitu aku tahu mana sahabatku..

Kadang teman hanya berjalan disaat senang..

Tapi sahabat adalah teman dalam segala hal… bahkan melebihi seorang saudara kandung.

Kupandang langit lagi..

Tuhan aku tahu kenapa Kau berikan Sahabat buatku.

Tapi hanya DiriMu sahabat sejatiku..

Terima kasih buat sahabat dan saudaraku… Anton, Amsi, Novi, Hanum, Heni, Pak Aziz, Pak Broto, Fery, Adikku Wulan dan sahabat WK lainnya…

Special buatmu wong Yogya.. terima kasih….

Kasih tiada batas

POstingan iek...

Banyak orang bilang Sabar itu ada batasanya..

Banyak orang bilang tidak selamanya sabar itu bisa menang..

Banyak orang bilang diam itu tidak selalu jadi emas..


Tapi kenapa banyak juga orang bilang kita harus sabar..

Tapi kenapa banyak juga orang bilang kita pasti menang bila kita sabar.

Tapi kenapa banyak juga orang bilang diam adalah emas.

Saat cobaan dan tantangan hidup ada di depan mata..

Semua pasti memberikan ucapan penghiburan untuk selalu sabar, tabah dan iklas..

Tapi saat seseorang mengalami percobaan dan tantangan hidupnya sendiri .. apakah dia bisa sabar, tabah dan iklas..?

Yang sering datang adalah kekecewaan, kelemahan, ketidakberdayaan, kemarahan… yag sering kali tertuang lewat tangisan..

Apakah tangisan mengobatinya..??????

Disisi lain orang-orang berbicara tentang pendekatan rohani..

"Kamu harus mulai cari jawaban dankehendak TUhan..!"

Emang gampang cari kehendak Tuhan..??

Emang gampang jadi penyembah yang taat..???

Emang gampang ikutin teladan Yesus…???

ENGGAK!!!!

Sekali lagi ENGGAK!!!

Saat menjadi lemah, marah, ditinggalkan dan sendiri..

Memang saat-saat seperti itu yang membuat kita butuh Tuhan..

Belajar untuk selalu sabar..

Belajar untuk selalu bersyukur..

Belajar untuk lebih mengerti apa yang Tuhan mau..

Belajar untuk meneladani Yesus Kristus..

Proses belajar dan belajar dan belajar dan belajar…

Kadang kita lulus…

Dapet A atau B Atau C atau D bahkan E

mengulang lagi belajar..

Tapi merasa tak ada hentinya..

Capek!!!!

Terus apa yang mseti kulakukan..??

Pasrah..??

Menyerah..??

Mengalah…???

Jawaban ada diri kita masing-masing..??

Cuma selalu ingat bahwa Kasih Tuhan itu tiada batas…

Apakah kita akan mengasihi manusia dengan batasan..??

Kangenku yang salah...

POstingan iek...

" Selamat pagi Pak Agus.. apa khabar bapak hari ini ? "

Ketika ku tahu seseorang di ujung telepon mengangkat panggilan teleponku..

" Sontoloyo.. pagi-pagi ud gangguin orang,.. heheh.. gimana kabarmu Non.. lama ndak ada suaranya.. tuh HP lagi diloakin lagi.., apa udah ndak mau ditelepon..?" saut suara di seberang dengan penekanan nada.

" Sory.. sori mas, hpku pindah tangan lagi heheh." kataku sambil senyum kecil..

" Non, masih pingin ke surabaya?" tanyanya lembut.

" Wah yo pasti lha mas.. emang ada lowongan di Mayora buatku..?" sautku senang

"Wah bukan di Mayoranya.. ada perusahaan baru non, aku akan masuk ke sana pertengahan february besok… aku mau kamu bantu aku." katanya dengan nada serius..

" Oh ya.. keren dong.. mau-mau ndak nolak.." jawabku cepat.

" Eh omong-omong gimana kabarmu?"

" Beneran mau tahu…. aku lagi kangen sama Orgun mas.." jawabku lirih.

" Kamu ini piye sih… sekarang ndak perlu mikirin gitu non. Jalani hidupmu , pikir sekarang anakmu deh kalo itu yang bisa buat kamu seneng.. " katanya dengan nada yang sok bijaksana ..

Dari percakapan di telepon itu, kuceritakan kerinduanku pada sosok cintaku saat kuliah dulu..

Rinduku yang salah..

Tapi rasa rindu itu muncul disaat kumerasa hidupku mulai hampa..

Karena kuingat betapa dia memperhatikanku, dengan nasehat..

Dia yang cukup ngerti dengan kekeraskepalaanku, keegoisanku… kemandirianku..

Dia yang waktu itu selalu menyediakan dadanya untuk memelukku saat aku sendiri dan sedih..

Walau akhirnya kuharus merelakan dia pergi dengan perasaan penasaran apa yang terjadi.. Sampai saat ini..

Kumasih sayang..

Kutahu ini salah.. tapi apakah tak boleh ku sekedar mengenang perhatian dan sayangmu padaku…

Terkadang kumasih berharap bisa mendapatkan perhatian dan sayangmu lagi…

Ya Tuhan, berikan ku jalan mengatasi hatiku ini..

Cinta yang dibuat untuk memilih

POstingan iek...

Sunday, January 22, 2006 Lagu Kasih Putih Glen terdengar dari Handphone Sonny Ericsson-ku. Kulihat display penelepon, oh ternyata Eva adik pelayananku. " Iya nona, apa kabar neh, kenapa… " tanyaku sembari mengecilkan volume televisi. " Kak, bisa jemput Eva di Kampung Melayu. Eva baru ribut sama orang rumah,,," suaranya lirih , sesekali terdengar isakan tangis. " Nona kenapa, ada apa? " tanyaku kaget. " Pokoknya jemput dulu deh kak, nanti Eva ceritain di rumah." desaknya dengan suara tersedu-sedu. " Ya udah kamu tunggu di Rumah makan Padang biasanya itu saja, nanti Stevie yang jemput, mumpung ada mobil nich. Nona ati-ati yach." Jawabku. " Iya kak…" Jawab Eva lirih. Ya Tuhan kenapa lagi dengan adikku ini lagi, kenapa tak henti-hentinya keluarganya bermasalah. " Siapa yang telp ma…?" tanya suamiku yang baru keluar dari kamar mandi " Eva, ada masalah lagi, dia kabur dari rumah , minta di jemput di Rumah makan biasanya yang di Kampung Melayu itu pa. " Jawabku sambil mematikan televisi. " Ya udah ayo berangkat sekarang, dari pada dia berubah pikiran pergi ke tempat lain, malah jadi ndak karu-karuan. " Jawabnya sambil mengambil kaos di lemari, dan mulai beranjak ke depan nyalain mobil. Aku bergegas ganti baju, dan membawa beberapa botol minum dan makanan kecil. Perjalanan dari Cikarang ke Kampung Melayu, kulewati hampir selama 3 jam, jalanan cukup tersendat, cuma mobil Hardtop Hijau pupus pinjaman Pepen yang tidak bisa lincah nyerobot kiri kanan. " Itu Eva ma, papa tunggu di mobil saja, biar ndak lama-lama, tukang parkirnya agak reseh tuh.! " kata suamiku sambil menunjuk seorang gadis manies memakai blues putih yang terlihat melamun. Aku turun dari mobil dan menghampiri gadis manies itu. Belum sempat masuk ke Rumah makan padang itu, gadis itu berlari ke arahku , memelukku sambil menangis. Ku tutup mulutnya dengan telunjukku, kurangkul dia ke arah mobil. " Kamu sabar yach non, nanti sampai di rumah kita ngobrol, biar jelas masalahnya." Kataku sambil kubelai rambutnya yang hitam lurus. Dia menyandarkan kepalanya di bahuku, jemarinya yang lembut memegang erat jemariku. Di sepanjang jalan Eva mulai menenangkan dirinya, matanya merah, mukanya yang putih tampak basah karena air mata. Ku liat dari kaca spion, sesekali dia menghela nafas. Tak lama di perjalanan dia mulai tertidur di bahuku. Sampai di rumah, aku minta dia mandi karena hari sudah mulai gelap. Biar segar dan pikirannya lebih tenang. Sembari kusiapkan nasi goreng untuk makan malam. Setelah makan malam kulihat andrew sudah mulai tidur di box merahnya. Aku, suamiku dan Eva mulai berkumpul di depan televisi sambil ngemil kripik singkong kusuka rasa keju. " Gimana ceritanya nona….kok nona nekat mau kabur begini " aku mengawali pembicaraan. " Ceritanya panjang Kak….!" Kata Eva sambil menundukkan kepala. Ternyata, Eva mau dinikahkan dengan pilihan papanya, Steven anak buah papanya di Ambon. Eva ndak mau karena dia sudah punya pacar namanya Inez, dan sudah ada janin berumur 1 bulan. Om Sitohang papa Eva, tidak menyetujui hubungannya dengan inez, dan akhirnya Eva dipaksa menikah dengan Steven atau pilih menggugurkan kandungannya. Pilihan itu berat buat Eva, karena Steven sangat buruk tabiatnya. Belum jadi pacar sudah pernah main fisik sama Eva, apalagi bila nanti Eva sudah jadi istrinya. Dari pembicaraan tersebut, akhirnya aku putuskan untuk coba hubungi Inez, mau tahu gimana pendapat dia. Karena Eva dalam keadaan tidak bisa memutuskan. Buah Simalakama. Dari hasil telepon, Inez mau bertanggung jawab, malahan siap untuk ngajak Eva lari. Tapi itu bukan suatu solusi yang baik. Malam itu kita bertiga berdoa safaat, minta hadirat Allah memberi jawaban. Terbersit pikiran untuk telepon Mbak Orly di Surabaya, malam itu juga akhirnya kita discuss masalah Eva. Pandangan pertama, Eva menghadapi kenyataan bahwa dia harus nikah dengan Steven, dan siap menghadapi segala kemungkinan yang timbul. Diantaranya anak itu akan disia-siakan Steven, Steven berbuat semakin arogan dan kasar. Pandangan kedua, jika Eva kabur dengan Inez, maka om Sitohang pasti akan tidak terima dengan kondisi tersebut, bisa jadi Inez semakin kenapa-kenapa dan bayi Eva harus digugurkan. Pilihan yang sangat berat buat Eva, haruskan dia mengorbankan cintanya apa dia harus mengorbankan buah cintanya….??? Semalaman kita sharing, dan banyak miss call dari rumah bahkan HP om Sitohang. Eva semakin panik, sesekali kulihat dia menahan tangis hingga kulihat dia menangis sesenggukan. " Ada sms masuk tuh non, coba baca dulu." Kataku sambil menyerahkan Handphone nokia 6610i miliknya. "Kak, gimana nich….???" kata Eva dengan panik dan menyerahkan handphone, serta berdiri dan jalan mondar mandir. Kulihat dilayar handphone tertulis: Kakak ada dimana, Fany bingung nich, papa sudah ngerahin anak buahnya buat nyari kakak. Tadi papa teriak-teriak mau bunuh kak Inez kalo kakak kenapa-kenapa. Kupandangi Eva, dia menangis, " Eva harus gimana kak…?" " Sekarang apa yang menurut kamu yang jadi terbaik non…??" sambil kupeluk dan kuelus rambutnya yang hitam. " Eva ndak mau ada korban, biarin cukup Eva saja yang jadi korban papa kak. Kalau Sampai anak buah papa tahu Eva disini nanti kakak juga akan kenapa-kenapa." " Kita siap koq hadapi resikonya non, kita akan dukung semua keputusan nona. Kalaupun nona mau ke Surabaya teman-teman akan ngelindungi nona. Tapi sekarang, kamu harus yakin mana yang akan kamu pilih. Dan kamu harus siap hadapi resiko yang sebenarnya nona sendiri sudah tahu apa yang akan terjadi" Kupegang tangannya. " Nona berserah sama Tuhan yach, minta bantuan TUhan jadikan pilihanmu sekarang adalah yang terbaik. Dan sesuai dengan rencana Tuhan. Sabar yach serahkan sama Tuhan dan yakin ini yang terbaik." kataku lirih sambil kutatap. Eva memeluk dan menangis di pelukanku. " Kamu sabar yach non, sekarang matapin hatimu. Kita antar kamu pulang yach." sambil kupegang pundaknya dan menepis rambutnya yang mulai menutupi mukanya yang ayu. Tak lama, kemudian kita bersiap untuk mengantar Eva pulang. Perjalanan dari Cikarang kita lewat tol Cikampek ke arah Halim, Eva minta kita antar dia di Kampung Melayu saja. Sesampainya di kampung Melayu, kita tunggu dia dari mulai masuk angkot hingga angkot tersebut membawa Eva pergi. Seminggu setelah kejadian itu, undangan pernikahan Eva sudah datang ke rumah. Pernikahan antara Eva Destiani Sitohang dengan Letda Steven Aritonang, di Gereja GPIB Cipinang. pemberkatan nikah jam 14,00 resepsi pernikahan di Gedung Kartika Chandra Kirana pukul 19.00 Hari Kamis April 2003 waktu itu, aku ijin masuk kantor setengah hari. Perjalanan Dari Cikarang, perjalanan 1 jam naik motor tiba di Gereja. Sampai di Gereja, puji-pujian mulai dikumandangkan. Tapi kenapa hati ini tidak tenteram ketika memasukin pelataran gereja ini, ya Tuhan kenapa Gereja ini suasananya jadi singup, mencekam. Cuaca memang agak mendung, tapi lampu gereja sudah menyala semua. Tapi cahaya lampu yang banyak tidak membuat ruangan gereja itu menjadi terang. Ku masuk ke gereja dan mengambil duduk di sayap kanan, mendekati altar. " Ya Tuhan kenapa dengan rumahMu ini" dalam hati keberseru dan mengucapkan doa mohon kekuatan. Astaga, setelah kubuka mata, aku melihat beberapa sosok berjubah berdiri dibelakang Eva dan berdiri melingkari mimbar dibawah altar, seolah mencover. Kuberi insyarat kepada suamiku yang sudah merasakan kejadian itu, dia memegang tanganku dan mengajak aku berdoa. Ibadah pemberkatan nikah tersebut tidak membuat aku dan suamiku nyaman, suamiku sudah mulai terbawa amarah, karena yang kami rasakan keluarga Om Sitohang menggunakan kekuatan lain yang bukan kehendak Tuhan. Akhirnya aku mengajak suamiku keluar dari gereja. Diluar gereja dia menangis. " Kenapa aku ndak bisa bantu Eva, aku ndak bisa nembus tameng om Sitohang ma, Eva itu lagi ndak sadar." Katanya dengan suara bergetar menahan marah. " Sabar pa, kita berdoa aja biar Tuhan yang kasih kekuatan buat Eva." jawabku lirih. Akhirnya setelah menengkan diri, dan kudengar pengucapan janji nikah akan dibacakan, kita kembali memasuki gereja. Kulihat ketika saat Eva mau mengucapkan janji nikah, tubuhnya gemetar . Ya Tuhan , beri dia kekuatan menghadapi semua ini. Dengan suara bergetar dia ucapkan kata " Ya dengan segenap hatiku", setelah itu Eva pingsan. Suamiku langsung berlari ke arah mimbar, mengangkat Eva, dan menempatkan di kursi panjang yang ada di belakang kursi mempelai. Ku hampiri suamiku yang berusaha membantu Eva untuk sadar, Tante Sitohang menangis di samping Eva. Terucap bisikan kepadanya, " Tante sabar yach " sambil ku jabat tangannya. Setelah itu kutarik suamiku untuk keluar gereja. Karena aku tahu di situ juga dia mengalami pertarungan dengan sosok gelap itu. Keluar dari gereja, kulihat Fany mengejar kita. Kuraih tangan suamiku untuk berhenti sejenak menunggu Fany. " Kak, bantu kak Eva. Fany ndak tega. Kakak jangan pergi" sambil diraihnya tanganku. "Nona, kita ndak kuat lihat Eva begitu, pengikut papamu datang semua, kita ndak bisa nembus nona. Kamu berdoa aja yach." Kataku sambil memegang kedua tangan Fany. " Kakak dateng nanti di resepsi khan, please.. demi Kak Eva" pintanya. " Yup , kita usahain yach. Kita mau nenangin diri dulu, nona temenin mama dan kak Eva didalam yach." Kataku sambil mengarahkan Fany kembali memasukin gereja. Ditatapnya mataku, tiba-tiba dia lari kepelukanku dan menangis. " Nona, jangan nangis, siapa yang kuatin Kak Eva dan mama sekarang. Nona yang harus kuat, dampingin mama dan Eva. Kak Sari sekarang di luar garis buat bantu non, itu urusan keluarga dan Eva sudah ambil keputusan" Jawabku lirih. Kemudian Fanny kembali masuk ke Gereja sembari melihat ke arahku dan melambaikan tangan. Akhirnya kita jalan-jalan ke mall Kuningan, sembari mencari kado dan menunggu waktu hingga jam 7. Kita beliin Eva boneka, karena kita tahu Eva sangat suka sekali dengan boneka. Jam sudah menunjukan pukul 18.30 ketika kita keluar dari Mall Kuningan menuju Gedung Kartika Candra Kirana, setelah parkir kita masuk ke tempat resepsi. Tak lama iringan mempelai masuk diiringi dengan adat Batak, acara pedangpora. Kulihat Eva begitu cantik dengan baju pengatin adat Batak itu, dia sudah mulai tersenyum menyambut para tamunya. Ku tahu senyuman itu sangat pahit buat dia. Tapi dia sudah mengambil pilihannya.

Hanya doaku, kau tabah menghadapi pilihanmu. Tuhan memberikan yang terbaik.

Thursday, August 28, 2008

Good Luck 4 " Oneng"

Pitasari Dewi To Heni Trias Wijayanti
Subject Good LUck

Hai girl..

Iek tahu today is your last day...
Sorry ndak bisa ucapain Selamat Jalan langsung ya..

Ndak biasanya juga nda cerita2.. tahu2 koq mau kabur..
Dan ternyata keinginanmu Pulkam diwujudkan ya...

Yang penting , tetep bisa sms dong..
Masih bisa chating kapan2...
Masih bisa email2...
Dan masih bisa ketemuan di Jatim .. somewhere, somehow, sometime

Iek cuma bisa berdoa buat kesuksesanmu..
Raih apa yang kauinginkan , keep reading everything 4 your knowledge yaa.. "ya pastilah.."

Terakhir deh..
Terima kasih untuk bantuanmu, our relationship, our pathnership..


Oh iya.. jangan lupa kekurangan cartridge no 45-nya 2 buah dititipin ke Anton / alfa IT ya...

Sukses buat my beloved " ONENG"


Heni Trias Wijayanti To Pitasari Dewi

Hehehehhee...
Iya, hr ini t'akhir aku d Jkt. Akhirnya terwujud juga aku pulang kampung :-)
Tau dr sp? Org2 jg sepertiny jarang ada yg tau siy :-D

Thx buat doa-ny ya
Sukses buat semua & tetep semangat
Jangan lupa kabar-kabari klo maen2 ke Jember ato Jawa timur


Salam
Heni

Note : email aku heni.aku@gmail.com
HP. 0812-1093919


Pitasari Dewi To Heni Trias Wijayanti
Subject Good LUck


heheh.. maklum iek khan sumber gosip juga heheh..
Sukses ya..

eh lupa..
Mumpung masih sempat dan inget...
Mau masuk bulan ramadhan..

Iek minta maaf buat kesalahan iek yang sering disengaja heheh maupu tak sengaja.. dan tidak sengaja hehe..
Moga ibadah puasamu juga jadi afdol... bener ndak tuh ..
Sukses ya neng...
Ati2 di kereta ya... dapet salam dari anton yaa...

Heni Trias Wijayanti To Pitasari Dewi

Hehehhee...
Sama-sama, maapin klo ada salah kata & perbuatan ya

Thx buat kenang2-annya, i like it :-)
Thx...thx...&thx for all
Salam buat temen2 WK & 118 ya

Wednesday, August 27, 2008

Gunung Salak


Gunung Salak sejak jaman dahulu sudah sering dikunjungi oleh para pejiarah, dahulu terdapat patung pemujaan di puncak gunung Salak. Terdapat juga makam Embah Gunung Salak yang sering dikunjungi para pejiarah. Di kaki Gunung Salak banyak terdapat tempat-tempat keramat, makam keramat ada juga pura dengan sebutan Kuil Prabu Siliwangi . Pendakian terbaik dilakukan pada musim kemarau, karena pada musim penghujan jalur menjadi becek seperti rawa, licin sekali dan banyak lintah. Selain itu angin seringkali bertiup kencang.

Gunung ini dapat didaki dari beberapa jalur diantaranya jalur yang umum sering dipakai adalah jalur dari Wana Wisata Cangkuang Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, dari Cangkuang ini ada dua jalur yakni jalur lama yang menuju puncak Gunung Salak 1 dan jalur baru yang menuju Kawah Ratu. Jalur yang penuh dengan nuansa mistik untuk berjiarah adalah jalur dari Wana Wisata Curug Pilung, Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu, Desa Kutajaya / Cimelati.

JALUR CANGKUANG CIDAHU

Wana Wisata Cangkuang Cidahu ini selain menjadi tempat perkemahan dengan pemandangan air terjun yang indah, sering digunakan para pengunjung untuk menuju ke Kawah Ratu. Dari Jalur ini pendaki juga dapat menuju ke puncak gunung Salak I. Dari Jakarta kita dapat menggunakan bus jurusan Sukabumi atau kereta api dari Bogor jurusan Sukabumi turun di Cicurug atau per tigaan yang juga dengan patokannya Javana Spa Cidahu Sukabumi.. Selanjutnya dari Cicurug disambung dengan mobil angkot jurusan Cidahu.
Di sekitar pintu masuk Wana Wisata ini terdapat tempat-tempat yang nyaman untuk berkemah, juga banyak terdapat warung-warung makanan. Untuk menuju ke air terjun kita harus turun ke bawah dari MCK di dekat pintu masuk pendaftaran arah ke kanan pintu pendaftaran. Untuk menuju ke Kawah Ratu diperlukan waktu sekitar 3-5 jam perjalanan, sedangkan untuk menuju ke puncak Gunung Salak I diperlukan waktu sekitar 8 jam. Kalau awalnya bawa mobil, bisa diparkirkan di atas lokasi pendakian terdekat, ada semacam rumah yang juga jadi villa dan seperti pos-nya voulenteer

Dari Bumi perkemahan menuju Shelter I Jalur awal curam berupa batu-batuan yang ditata rapi. Kita mulai memasuki kawasan hutan tropis yang lebat dengan pohon-pohon yang besar, sekitar 1/2 jam kemudian kita akan menempuh jalur yang berfariasi, datar, naik dan turun.

Menuju Shelter II jalur mulai lembab dan basah, dimusim penghujan banyak terdapat pacet. Beberapa sungai kecil akan kita lewati, namun bila musim kemarau sungai ini akan kering. Kita akan menyusuri jalur yang banyak ditumbuhi pohon-pohon pisang, namun jangan berharap menemukan buah pisang yang matang karena daerah ini banyak di huni monyet. Bila hari menjelang sore kita akan menyaksikan monyet-monyet bergelantungan di sarang mereka disekitar jalur ini.

Di Shelter II ini terdapat tempat yang cukup luas untuk mendirikan tenda, dengan pemandangan hutan tropis yang masih lebat. Di dekat Shelter II ini terdapat sungai yang kering pada saat musim kemarau.

Menuju Shelter III kita akan melewati jalan-jalan yang becek dan berlumpur dan banyak pacet terutama di musim hujan. Bahkan Di beberapa tempat jalur berupa tanah licin yang curam, namun kita masih agak tertolong adanya akar-akar pohon. Shelter III tempatnya luas dan terdapat sungai yang jernih, di tempat ini pendaki dapat mendirikan tenda.

Untuk menuju Shelter IV jalur semakin curam terutama di musim hujan licin sekali karena berupa tanah merah. Di beberapa tempat kita akan melewati tempat-tempat becek yang kadang kedalamannya mencapai dengkul kaki. Jalur akan semakin parah pada saat musim hujan dan banyak sekali pacet. Kita akan melewati dua buah sungai yang jernih airnya, sebaiknya kita mengambil air bersih disini karena disini lah sumber air bersih terakhir terutama di musim kemarau. Shelter IV berupa persimpangan jalan, untuk menuju ke Kawah Ratu ambil jalan ke kiri, sedangkan untuk menuju ke puncak Gunung Salak ambil jalur ke kanan. Di shelter IV yang cukup luas ini pendaki juga dapat mendirikan tenda. Di sebelah kanan shelter IV terdapat sungai kecil yang kering dimusim kemarau.

Ingatlah, kawasan pendakian gunung salah, merupakan lahan Gambut, sehingga banyak tanah lembek, basah, dan sangat memungkinkan lintah menempel pada kulit kita.


MENUJU KAWAH RATU

Dari Shelter IV masih diperlukan waktu sekitar 1 jam untuk menuju Kawah Ratu. Kawah ini terdiri 3 kawah; Kawah Ratu (paling besar), Kawah Paeh (kawah mati), Kawah Hurip (kawah hidup). Kawah Ratu termasuk kawah aktif dan secara berkala mengeluarkan gas berbau belerang.

Dianjurkan agar berhati -hati setibanya di kawasan Kawah Ratu, perhatikan jalan yang dilalui. Di kiri-kanan tampak letupan -letupan kecil kawah aktif yang bersuhu sangat panas. Kawah ratu berupa sungai dengan batu-batuan belerang yang menghasilkan panas, air yang mengalir terasa hangat ada juga yang sangat panas. Banyak wisatawan baik tua maupun anak-anak datang ketempat ini untuk mandi dan melumuri badan dengan belerang yang berkasiat menghilangkan penyakit kulit maupun memutihkan badan. Sebaiknya kita tidak berlama-lama di Kawah Ratu terutama di musim penghujan. Dilarang mendirikan tenda di Kawah Ratu dan tidak minum air Kawah Ratu yang sudah bercampur dengan air belerang.

MENUJU PUNCAK GUNUNG SALAK

Dari Shelter IV kita berbelok ke kanan setelah melewati sungai kecil kita akan bertemu dengan jalur lama di sebuah tempat yang agak luas. Untuk menuju ke puncak kita berjalan ke kiri mengikuti pagar kawat berduri. Jalur agak landai menyusuri punggung gunung yang becek dan di selimuti hutan lebat. Di sisi kiri dan kanan jalur ini banyak ditumbuhi pohon pandan yang daunnya berduri tajam menghalangi jalan, sehingga kita perlu agak hati-hati.

Di musim penghujan jalur ini sangat becek seperti rawa-rawa dan banyak pacet/lintah. Berhubung jalur ini jarang dilalui dan seringkali hilang tertutup pohon dan rumput sebaiknya membawa golok untuk membuka jalur. Setelah 1 jam melintasi rawa-rawa Jalur semakin curam melintasi akar-akar pohon dan bebatuan menyusuri sisi tebing yang sangat berbahaya. Jalur kadang sedikit menurun, agak landai, kemudian kembali menanjak tajam. 1 jam kemudian kita akan sampai di Shelter 3 jalur lama.

Dari Shelter 3 menuju Shelter 4 kita membutuhkan waktu sekitar 1 jam dengan melintasi akar-akar pohon, yang tertutup tanah lunak sehingga kaki bisa kejeblos. Bila angin bertiup kencang maka pohon-pohon akan bergoyang dan tanah yang kita injak pun akan bergoyang. Dari tempat ini kita dapat melihat Kawah Ratu dengan sangat jelas. Di sekitar daerah ini kadangkala kita akan mencium bau belerang yang berasal dari Kawah.

Jalur ini sangat sempit dengan sisi kiri kanan berupa jurang yang curam dan dalam. Jalur berfariasi sedikit turunan kemudian sedikit landai, lalu kita mulai mendaki punggung yang curam kembali. Shelter IV ada sedikit ruang untuk mendirikan 1 buah tenda kecil dengan sisi kanan berupa jurang. Bau belerang yang berasal dari Kawah Ratu kadang tercium ketika angin bertiup ke arah puncak gunung.

Sekitar 1 jam menuju Shelter 5 jalur sedikit menurun kemudian kembali menanjak tajam, menyusuri punggung gunung di antara akar-akar pohon-pohon. Kemudian kita akan memanjat tebing batu curam, kedua tangan kita harus mencari pegangan batu, sehingga semua barang bawaan harus diikat atau dimasukkan kedalam tas. Di Shelter 5 pendaki dapat mendirikan tenda, tempat ini agak luas sehingga bisa digunakan untuk mendirikan beberapa tenda.

Menuju Shelter 6 memerlukan waktu sekitar 1 Jam Jalur semakin curam dan berbahaya, jalur begitu sempit sehingga tidak ada tempat untuk beristirahat. Menuju Shelter 7 jalur semakin curam dan berbahaya kita perlu waktu sekitar 1 jam untuk mendaki punggung gunung yang semakin menanjak. Jalur kebanyakan melintasi akar-akar pohon sehingga bila angin bertipu kencang kita pun akan bergoyang-goyang sehingga menggetarkan jantung.

Di shelter 7 ini terdapat percabangan jalur yakni pertemuan dengan jalur pendakian yang berasal dari Girijaya. Dari Shelter 7 kita hanya tinggal membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk menuju puncak gunung Salak I, jalur sudah tidak terlalu curam lagi, masih melintasi akar-akar pohon dan batu-batuan berselimut tanah gembur.

Puncak gunung Salak I masih banyak ditumbuhi pohon-pohon besar, tempat ini sangat luas dapat digunakan untuk mendirikan beberapa tenda. Terdapat beberapa makam kuno salah satunya makam Embah Gunung Salak. Terdapat juga sebuah pondok untuk beristirahat bagi para pejiarah, Air hujan dari pondok ini ditampung dalam sebuah bak penampungan, sehingga dapat digunakan oleh para pendaki dan para pejiarah. Angin kencang sering bertiup, terutama di musim penghujan.

Untuk mendaki gunung Salak sebaiknya dilakukan pada pertengahan musim kemarau, biasanya jalur tidak terlalu becek, kemungkinan hujan tidak turun, tidak ada pacet / lintah, angin tidak terlalu kencang. Di musim penghujan jalur tertutup tanaman harus membawa golok untuk membuka jalur terutama alang-alang dan daun pandan yang berduri tajam. Lakukan pendakian pada siang hari karena pendakian di malam hari sangat berbahaya berhubung banyaknya jalur-jalur yang sempit menyusuri jurang, juga banyaknya jalur yang memerlukan bantuan kedua tangan kita untuk berpegangan sehingga sulit memegang lampu senter.

JALUR CANGKUANG CIDAHU
Rute Keterangan
1 Wanawisata Cangkuang Cidahu Angkutan umum dari pasar Cicurug
2 Shelter 1 ( Jalur Baru )
3 Shelter 2 ( Jalur Baru )
4 Shelter 3 ( Jalur Baru ) tempat berkemah, ada sungai
5 Shelter 4 ( Jalur Baru ) tempat berkemah, ada sungai kecil
6 Persimpangan Pertemuan 4 jalur dari Cangkuang, Javana Spa, Kawah Ratu, Jalur Ke Puncak
7 Shelter III ( Jalur Lama )
8 Shelter IV ( Jalur Lama )
9 Shelter V ( Jalur Lama )
10 Shelter VI ( Jalur Lama )
11 Shelter VII ( Jalur Lama ) Pertemuan dengan Jaur Girijaya
12 Puncak Gunung Salak I




PASIR RENGIT

Jalur pendakian dari Pasir Rengit, Cibatok ini untuk menuju ke Kawah Ratu medannya menanjak dan berbatu dengan air terjun Pasir Reungit di awal pendakian. Untuk menuju puncak gunung Salak 1 jalur ini merupakan jalur terpanjang karena harus memutar dan melintasi kawah ratu. Di rute ini bisa di jumpai dua kawah berukuran kecil, yakni kawah Monyet dan kawah Anjing. Pada musim hujan beberapa bagian medannya berubah menjadi saluran air alami.

Di sekitar desa Pasir Reungit terdapat Bumi Perkemahan dan tiga air yakni, curug Cigamea satu, curug Cigamea dua, dan curug Seribu, yang dapat disinggahi sebelum ke Kawah Ratu. Curug Cigamea tingginya kurang lebih 50 meter, sedangkan tumpahan airnya melebar. Tidak jauh dari kampung Pasir Reungit, terdapat curug ngumpet. Tumpahan airnya cukup lebar dengan ketinggian sekitar 20 meter, dan menggoda hati untuk mandi dan berenang atau duduk di bebatuan. Curug seribu sangat indah dan menarik, ketinggian curug mencapai 200 meter, dan tumpahan curug cukup besar dan menyatu, sehingga dari jarak jauh sudah terasa percikan airnya yang dingin. Untuk mencapai lokasi curug seribu harus menuruni jalan setapak yang curam sehingga harus ekstra hati-hati.

Untuk menuju ke Pasir Reungit dari stasiun Bogor naik mobil angkot jurusan Bubulak. Sekarang juga sudah ada bis Trans Pakuan dari Bogor, yang Haltenya berada di dekat jembatan penyebrangan terminal, tapi arah yang ke terminal, jadi kalau datang ke bogor, harus nyebrang dulu. Kemudian dari terminal Bubulak disambung dengan mobil angkot jurusan Leuwiliang tahun 2008 abis bbm naik ongkosnya Rp. 5000 dr terminal Bubulak, turun di simpang Cibatok. Dari Cibatok disambung lagi dengan mobil angkutan pedesaan ke Gunung Picung atau Bumi Perkemahan Gunung Bunder yang berakhir di Pasir Reungit. Angkot yang ke Gunung Bunder hanya sampai jam 15- 17 sore. Kalau maualm sudah jatahnya Ojek yang berjuang mencari sesuap nasi.

Perhitungan waktu perjalan ini adalah dalam keadaan santai, untuk pejiarah dan pendaki yang langsung tancap gas (ngebut) maka dari Girijaya ke puncak cukup perlu waktu 2-3 jam, sedangkan dari Cangkuang cukup waktu 4-5 jam. Kondisi cuaca dan jalur dapat berubah setiap saat, mata air di makam eyang santri kadang tidak mengalir dari atas tersumbat daun. Pondok- pondok setiap saat makin bertambah rusak. Pada musim hujan waktu tempuh bertambah lama karena medan menjadi becek, licin, dan tergenang air seperti rawa. Angin kencang sering bertiup menggoyang pohon dan tanah tempat berpijak. Sebaiknya mendaki di musim kemarau dan di siang hari. Di puncak dan sekitarnya kadang kala muncul rombongan monyet.


Dasarnya dari info di merbabu.com, terus iek tambah-tambahin...

Gunung Cikuray



Cikuray yang identik dengan sebuah kerucut raksasa adalah salah satu gunung yang terletak di selatan kota Garut Jawa Barat. Gunung yang termasuk dalam kelompok pegunungan muda ini dikategorikan sebagai gunung yang non aktif. Meskipun gunung ini indah, tetapi termasuk jarang didaki dan dijamah dan harus mengakui kepopuleran gunung lainnya seperti Gunung Gede Pangrango ataupun Gunung Ciremay. Untuk mencapai lokasi pendakian, pendaki bisa memulai dari Cilawu, selanjutnya menuju perkebunan Dayeuh Manggung, sebelum memulai pendakian menuju puncak gunung ini. Dari daerah tersebut pendaki dapat menemukan sebuah tower yang cukup tinggi (TVRI) yang nantinya dapat dijadikan arah (pedoman) dalam perjalanan menuju puncak.Seperti karakteristik dari gunung-gunung lain yang memilikik bentuk seperti ini, mata air mengalir akan sulit ditemukan atau bahkan tidak terdapat sama sekali dalam perjalanan menuju ke puncak gunung, dan mata air yang ada di gunung ini pun hanya ditemukan di bawah (Cilawu atau Dayeuh Manggung). Oleh karena itu para pendaki sebaiknya membawa persediaan air yang cukup.Untuk mencapai puncak gunung yang tingginya mencapai 2821 meter diatas permukaan laut ini, diperlukan waktu tempuh selama 7 sampai 12 jam untuk waktu normal dan pada waktu tertentu sebaiknya pendaki diasarankan agar beristirahat untuk menjaga kondisi dan tenaga. Karena jalur pendakian yang masih termasuk jarang dijamah orang, maka kita akan disuguhkan sebuah pemandangan hutan asri dan alami, tetapi perlu diingat oleh setiap pendaki bahwa dalam perjalanan selama menuju ke puncak kita akan menemukan beberapa percabangan jalan, karena petunjuk menuju puncak gunung tidak terdapat dengan jelas seperti halnya Gunung Gede yang telah menggunakan tanda panah untuk mencapai ke puncak, maka sebaiknya pemimpin rombongan selalu ekstra hati-hati dalam mengambil jalur pendakian, karena tidak sedikit pendaki yang tersesat karena salah dalam menentukan jalur yang akan dilalui dalam pendakian.Hutan yang terdapat di gunung ini merupakan salah satu hutan yang sangat sempurna, karena pada beberapa bagian lereng ataupun lembah hampir tidak pernah dijamah oleh manusia, itu terbukti ketika penulis mencoba membuka jalur baru, penulis tidak menemukan bekas-bekas eksploitasi tangan manusia, bahkan pencari kayupun tidak pernah mencapai lokasi tersebut.Itu terbukti dari tidak adanya jejak yang berupa potongan ranting yang membuka jalan setapak, baik menuju puncak ataupun menuruni puncak. Dan keadaan ini berbeda dengan kebanyakan gunung di Jawa Tengah. Gunung-gunung di Jawa Tengah selain Gunung Slamet (3428 M) telah mengalami eksploitasi besar-besaran sehingga fungsi hutan sebagai penyangga daerah sekitar dan sumber air bersih untuk penduduk menjadi terganggu bahkan di beberapa tempat hampir tidak ditemukan mata air mengalir.Setiap pendaki pasti akan merasa gembira setelah mencapai puncak, begitu juga dalam pendakian ke puncak Gunung Cikurai ini. Pendaki merasa puas setelah mencapai puncak. Khususnya puncak cikurai, pendaki akan disuguhkan pemandangan yang mungkin berbeda dengan pemandangan di puncak gunung lain, karena kalau kita berdiri di puncak gunung ini yang luasnya kurang lebih sebesar “lapangan sepak bola”, pandangan mata kita akan sangat jelas melihat sekeliling gunung, karena tidak ada pohon ataupun bangunan apapun yang menghalangi pandangan kita. Oleh karena itu sebaiknya pendaki mencapai puncak pada dini hari karena ketika matahari terbit, pemandangannya mungkin tidak akan pernah bisa dilupakan.Setelah pendakian puncak selesai, pendaki diberi pilihan untuk jalur penurunan. Pendaki dapat turun menuju Cikajang atau turun melewati jalur awal ketika pendaki memulai pendakian.

Lembah Cikasur ,Argopuro


Bekas landasan pesawat terbang di atas gunung Argopuro itu kini merana dan menimbulkan banyak korban bagi para pendaki. Sejarah pembangunannya banyak memakan korban para pekerja paksa yang dibantai oleh serdadu Belanda. Apakah arwah mereka gentayangan dan menuntut balas?

Gunung Argopuro dengan ketinggian 3088 mdpl yang terkenal dengan puncak Rengganisnya ini memiliki jalur pendakian yang cukup menantang. Oleh sebab itu banyak kalangan yang menyebutkan bahwa medan pendakian di gunung ini terkenal ganas. Hingga banyak korban berjatuhan saat melakukan pendakian. Pada hari biasa tidak banyak warga sekitar kaki gunung yang melintas di jalur pendakian itu, jalur ini baru ramai ketika musim jamur tiba. Penduduk di kaki gunung biasa mencari jamur yang digunakan sebagai makanan tambahan.

Bagi mereka yang merasa tertantang untuk mendaki, jika ingin mencapai Puncak Rengganis dapat lewat dua jalur. Jalur pertama lewat Desa Bremi, Kecamatan Krucil, Kabupaten Propolinggi. Jalur ke dua lewat Baderan, Kecamatan Sumber Malang, Kabupaten Besuki. Kedua jalur ini memiliki medan yang sama berat dan ganas, dengan jalan menanjak, berliku dan licin. Sebelum mencapai puncak terdapat sebuah lembah yang cukup luas dan memancarkan suasana aneh, itulah bekas landasan pesawat terbang peninggalan Belanda.

Lembah di gunung Argopuro ini sejauh mata memandang hanya berupa hamparan ilalang dan pepohonan hutan, dengan cuaca dingin dan berkabut setiap hari. Sinar matahari tak mampu menembusnya hingga siang haripun terasa senja. Itu sekilas gambaran tentang Lembah Cikasur ladang pembantaian (The killing field). Sebab di sekitar landasan pesawat yang dikerjakan dengan rodi itu, terkubur ratusan atau bahkan ribuan rakyat yang dibantai tentara kolonial Belanda.

Bukti-bukti sejarah yang menunjukkan bekas landasan pesawat hanyalah sebuah mesin jenset bekas yang berada di salah satu sudut bekas landasan itu tersembunyi di antara semak belukar. Di badan jenset tampak tulisan 1912, mungkin itu adalah satu-satunya petunjuk masa yang ada. Bukti lain yang masih ada yakni sebuah menara pengawas yang sudah roboh. Sementara tak satupun bekas bangunan tampak disana. Sekarang kondisi bekas landasan pesawat itu hanya berupa lapangan terbuka yang dipenuhi ilalang setinggi orang dewasa.

Reymond (38), pengajar sejarah dan geografi sebuah SMU di Kraksaan yang juga Ketua SAR Jatim di Probolinggo, ketika ditemui mengatakan landasan pesawat buatan jaman Kolonial Belanda itu dikerjakan pertama kali oleh beberapa orang saja dengan upah yang cukup lumayan. Kemudian para pekerja itu dipaksa untuk memberikan propaganda kepada penduduk desa lainnya untuk ikut dalam pembuatan landasan pesawat tersebut. Akhirnya semua orang baik laki-laki, wanita, tua dan muda berduyun-duyun mendaftarkan diri bergabung.

Setelah pembangunan selesai, ternyata para pekerja itu tidak dibayar dan tidak boleh meninggalkan tempat. Dengan perlakuan kasar dan berbagai macam siksaan mereka dipaksa untuk membuat galian yang panjang untuk saluran air. Di sinilah tragedi mengerikan itu terjadi, saat galian tanah selesai dikerjakan tiba-tiba beberapa truk terbuka yang sarat dengan serdadu Belanda bersenjata lengkap mendekat. Para serdadu itu langsung memberondong peluru ke arah pekerja paksa secara membabi buta, “ternyata galian itu sengaja dibuat untuk membunuh serta mengubur para pekerja itu sendiri, hal ini dilakukan mungkin agar tempat itu tidak dibocorkan kepada para pejuang.

Dalam catatan sejarah landasan pesawat ini juga sempat dikuasai tentara Jepang. Namun menjelang kemerdekaan TNI juga sempat menguasainya. Mungkin karena tempatnya di pegunungan yang terpencil, akhirnya landasan pesawat itupun ditinggalkan begitu saja.

Sudah puluhan tahun landasan pesawat itu tidak dijamah orang, bahkan sudah dilupakan. Menurut beberapa penduduk desa terdekat yang sempat ditemui, sekarang bekas landasan itu sudah menjadi tempat yang angker. Hal ini selalu diingatkan penduduk kepada semua pendaki gunung agar tidak melintas atau berkemah di tempat itu. Sepintas tempat itu memang cocok digunakan untuk berkemah, tetapi bila nekad melakukannya disertai tindakan sembrono maka bersiaplah untuk menerima akibatnya.

Seperti pengalaman Nanang Kosim (17) anggota Krapala SMU Krasakan Probolinggo saat melakukan pendakian ke Puncak Rengganis. Sesampai di bekas landasan pesawat itu, Nanang memetik setangkai bunga Tulip tinggalan serdadu Belanda yang sedang mekar. Setelah itu ada perasaan takut selalu mencekam hatinya. Setiap melanjutkan pendakian dia merasakan ada langkah orang yang selalu mengikutinya, ketika ditoleh tak seorangpun berada di belakangnya, begitu seterusnya. Merasakan keadaan demikian, tiba-tiba dia berteriak histeris seperti kesurupan sesuatu. Untung teman-temannya langsung memberikan bantuan dan rencana pendakian Puncak Rengganis dibatalkan.

Kejadian lain yang sering terjadi dan sudah dianggap biasa oleh warga setempat yakni munculnya suara-suara aneh di malam bulan purnama. Suara itu terdengar sayup-sayup dari arah bekas landasan pesawat, seperti aba-aba baris-berbaris dalam bahasa jawa, ji.., ro.., lu.. bila sudah demikian dari kejauhan akan tampak bayangan orang berbaris menuju ke tengah landasan, tetapi hanya tubuh bagian dada atas saja yang kelihatan. Kadang terdengar juga suara isak tangis yang menyayat dari bekas landasan tersebut. Anehnya suara dan bayangan itu akan hilang jika diteriaki.

Beberapa pencari jamur yang sempat melintas menuturkan, kejadian aneh itu disebabkan arwah dari para pekerja yang dibantai serdadu Belanda itu tidak tenang di Alamnya. Tidak itu saja, siang haripun juga banyak terjadi kejadian aneh antara lain adanya “Pasar Setan” juga dapat ditemui di Gn.Argopuro. Julukan yang diberikan warga setempat tidaklah berlebihan, karena pada siang hari terdengar suara berisik layaknya sebuah pasar. Tepatnya di antara Cikarus menuju Cisentor dan Rawa Embek, sebuah tempat mendekati puncak Rengganis. Anehnya bila didekati suara pasar itu akan menghilang, juga tidak akan pernah ditemukan adanya pasar disitu.
Bagi pendaki yang belum pernah melewati tempat rawan ini akan terkecoh dan tersesat. Dua mahasiswa pernah hilang menurut warga setempat karena terpisah dengan rombongannya saat melewati daerah ini, terbukti Tim SAR menemukan tanda-tanda khusus hilangnya mereka di jalur setan itu.
Seperti pengalaman Heri Slamet (25) seorang pendaki yang sempat ditemui di lokasi menuturkan, pernah beberapa waktu yang lalu hampir saja tersesat dan hilang ketika mencoba mencari asal suara dari pasar setan itu. “Terus terang mas, memang saya penasaran dimana sebenarnya letak pasar setan itu. Ternyata ketika berjalan mencarinya malah salah arah dan hampir saja hilang bersama seorang teman pendakian, untung waktu itu segera sadar ketika tahu kalau saya bereda di deretan paling belakang dari rombongan,” ujarnya.

Peringatan kepada para pendaki yang berencana melakukan pendakian di Gunung Argopuro, taati setiap peringatan dari warga setempat jika tidak ingin tersesat dan hilang. Sumber Wahana Mistis Nopember 2001

GUNUNG ARGOPURO JALUR BADERAN



Gunung Argopuro terkenal sangat angker, gunung ini menyimpan misteri legenda Dewi Rengganis yang hilang bersama enam dayangnya. Konon, Sang Dewi bakal marah besar kalau merasa terusik ketenangannya. Pendaki yang suka usil dan mengusik, kalau tidak kesurupan bisa jadi akan kesasar tidak karuan.
Konon terdapat sebuah taman yang sangat gaib yakni Taman Rengganis, tidak semua pendaki dapat melihat taman ini. Beberapa pendaki yang pernah melihat taman ini merasa memasuki sebuah taman yang sangat inidah penuh dengan tanaman bunga dan buah. Pendaki yang mengambil atau memetik tanaman tidak akan dapat keluar taman ini, ia hanya akan berputar-putar di tempat tersebut. Untuk itu hindari merusak tanaman ataupun memindahkan sesuatu.

Gunung Argopuro memiliki banyak puncak, beberapa puncaknya mempunyai struktur geologi tua dan sebagian yang lainnya lebih muda. Puncak Argopuro berada pada ketinggian 3.088 m dari permukaan laut. Gunung yang terletak diantara dua pegunungan raksasa yaitu Gn. Semeru dan Gn. Raung ini dapat kita lihat dari puncak gunung raung ataupun dari puncak Gn. semeru. Gunung yang sudah tidak aktif lagi kawahnya ini terletak di Kab. Probolinggo Jawa Timur.
Untuk menuju ke desa baderan dapat menggunakan angkutan lokal (dari besuki) yang menuju desa ini yang jadwalnya dua atau tiga kali sehari tergantung penumpang.
Di desa baderan juga menyediakan sarana penginapan yang harganya relatif murah bila dibandingkan dengan harga di kota besar.
Pendakian menuju puncak argopuro ini tidak seramai gunung-gunung lain di jawa timur, Pendaki wajib melaporkan diri Kantor Polisi Sektor Sumber Malang yang berada sekitar 1 km dari Baderan, atau pada kantor Perhutani yang berada tepat di pertigaan jalan Desa Baderan. Pendaki yang akan mendaki ke gunung ini disarankan untuk mengerti betul teknik dan medan yang akan dilalui karena tanggung jawab keselamatan apabila terjadi musibah di gunung ini adalah menjadi milik pendaki sendiri sehingga persiapan dan kekompakkan sangat diperlukan.
Jalur yang dilalui selama perjalanan memang sudah cukup jelas tetapi harus melingkar dan naik turun beberapa bukit, waktu pendakian menuju puncak akan lebih lama. Oleh karena itu pendaki disarankan untuk memperhitungkan persediaan logistik minimal untuk keperluan 3 hari. Persediaan air bersih di gunung Argopuro ini sangat berlimpah, meskipun di musim kemarau. Mata air dapat ditemukan mulai dari kaki gunung hingga hampir puncak gunung. Pada musim hujan banyak sekali sungai-sungai kecil yang biasa kering di musim kemarau akan terisi air. Pacet atau Lintah pada musim kemarau tidak ada namun bila di musim hujan akan muncul banyak sekali.
Pada waktu dan cuaca yang normal pendakian menuju puncak akan membutuhkan waktu sekitar 10 - 12 jam.
Perjalanan akan dimulai dari desa Baderan, kendaraan angkutan desa berhenti di pertigaan ini, terdapat kantor Perhutani. Dari pertigaan ini kita berjalan menuruni jalan aspal sekitar 200 meter, kemudian berbelok ke kiri menapaki jalan yang diperkeras dengan batu. Sekitar 1 km kita akan berjumpa dengan sumber air desa, kita masih terus berjalan sekitar 1,5 km lagi menapaki jalan berbatu yang menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi dengan tanaman jagung dan tembakau.
Selanjutnya perjalanan mulai memasuki kawasan hutan yang banyak dihuni babi hutan, lutung dan aneka burung. Setelah berjalan sekitar 3 jam kita sampai di Km 4,2 dimana terdapat mata air yang sangat jernih. Di tempat ini juga terdapat tempat terbuka yang dapat digunakan untuk mendirikan tenda. Tempat ini berada di punggung bukit sehingga bila ada angin kencang akan terganggu.
Masih menyusuri hutan yang semakin lebat dan gelap, jalur menyurusi punggung dan lereng jurang yang sangat dalam. Di km 7 kita akan berjumpa dengan sungai yang kadang kering, bila hujan sungai ini akan terisi oleh air, mendaki bukit yang di tumbuhi pohon cemara, selanjutnya di km 8 menapaki padang rumput. Jalur selanjutnya di dominasi oleh padang rumput yang pemandangannya sangat indah.
Setelah berjalan sekitar 5 jam kita akan sampai di km 15 di Cikasur, di sini terdapat sebuah lapangan datar yang sangat luas. Dahulunya pada jaman Belanda akan dibangun sebuah lapangan terbang. Masih terdapat sisa-sisa pondasi landasan, dan sisa-sisa bangunan yang sering dipakai untuk mendirikan tenda.
Konon pendaki yang menginap di tempat ini sering mendengarkan jeritan-jeritan kesakitan para pekerja paksa yang disiksa dan dikuburkan secara masal dalam parit-parit yang mereka gali sendiri. Konon juga ada kebun bunga Tulip yang ditanam oleh tentara Belanda dan roh tentara tersebut masih menjaganya, pendaki yang pernah menemukan kebun ini dan memetik bunganya akan di kejar-kejar oleh hantu tentara Belanda tersebut.
Terdapat sungai yang sangat jernih, yang airnya berlimpah meskipun di musim kemarau. Membuat ingin minum sepuas-puasnya dan ingin mandi menceburkan diri. Di Cikasur ini juga terdapat sebuah bangunan dari kayu yang dapat digunakan untuk berlindung dari angin dan hujan. Namun sayang kecerobohan pendaki dengan membuat api di dalam bangunan ini telah merusakkan lantai bangunan yang terbuat dari kayu.
Dari Cikasur kembali menapaki padang rumput gimbal, yakni rumput yang daun - daunnya keriting. Perjalanan di siang hari akan terasa sangat panas dan melelahkan, namun bila kita menikmati pemandangan padang rumput yang indah ini kita akan lupa semua penderitaan selama perjalanan. Di kawasan padang rumput ini rawan kebakaran sehingga harus hati-hati bila membuat api unggun.
Setelah berjalan sekitar 2 jam melewati beberapa padang rumput kita akan mendaki dua bukit yang banyak terdapat pohon-pohon sisa kebakaran hutan. Di tempat ini edelweis banyak tumbuh dan bunganya mulai bermekaran. Tempat ini pun rawan kebakaran, dan angin seringkali bertiup sangat kencang. Pohon-pohon sisa kebakaran sangat rawan tumbang, sehingga perlu hati-hati melewati jalur ini bila angin bertiup kencang.
Setibanya dipuncak bukit kita akan menyusuri lereng gunung yang berada di sisi jurang yang sangat dalam. Di sepanjang jalur ini hutan sangat lebat dan masih banyak terdapat binatang-binatang, seperti lutung dan aneka burung. Jalur ini sangat berbahaya karena rawan longsor dan pohon-pohon mudah tumbang, sementera di sisi kita jurang yang sangat dalam.
Selanjutnya kita akan tiba di ujung bukit, menuruni bukit yang sangat terjal dan menyeberangi sungai yang airnya berlimpah meskipun di musim kemarau. Kita telah sampai di Sicentor yakni pertigaan tempat pertemuan jalur baderan dan bremi yang bersatu menuju puncak. Di tempat ini kita dapat mendirikan tenda untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak. Di Sicentor terdapat sebuah bangunan dari kayu yang dapat digunakan untuk berlindung dari hujan dan angin.
Dari Sicentor perjalanan mendaki bukit melintasi padang rumput dan padang edelweiss, sekitar 1 jam perjalanan akan berjumpa dengan sungai yang kering. Setelah menyeberangi dua buah sungai kering kembali melintasi padang rumput dan padang edelweis yang sangat indah. 1 jam berikutnya akan tiba di Rawa Embik.
Untuk menuju puncak belok ke kiri, namun bila ingin beristirahat dapat mendirikan tenda di Rawa Embik. Di tempat ini terdapat sungai kecil yang selalu berair di musim kemarau. Rawa Embik berupa lapangan terbuka sehingga bila angin bertiup kencang tenda dapat bergoyang-goyang dengan keras.
Dari Rawa Embik kembali berbelok kearah kiri melintasi padang rumput, untuk menuju ke puncak yang membutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan. Dari padang rumput berbelok ke kanan mendaki lereng terjal yang berdebu dan banyak pohon tumbang sisa kebakaran. Bila angin bertiup kencang pohon-pohon sisa kebakaran ini rawan tumbang sehingga harus berhati-hati. Tanah gembur berdebu juga rawan longsor harus berhati-hati melintasinya.
Selanjutnya sedikit turun kita akan melintasi sebuah sungai yang kering dan berbatu. Kembali mendaki bukit yang terjal, kita akan berjumpa dengan padang rumput dan padang edelweis yang sangat indah. Di depan kita nampak puncak Rengganis yang berwarna keputihan, terdiri dari batu kapur dan belerang.
Puncak gunung Argopuro adalah bekas Kawah yang sudah mati, bau belerang masih sangat terasa. Puncak ini berbentuk punden berundak semacam tempat pemujaan, punden paling bawah selebar lapangan bola di sini banyak terdapat batu-batu berserakan. Ke atas lagi selebar sekitar 10 x 10 meter, ke atas lebih kecil lagi. Selanjutnya kita akan melintasi bekas kawah yang banyak terdapat batu-batu kapur berwarna putih dan bau belerang. Pada puncaknya terdapat sisa-sisa bangunan kuno candi tertinggi di jawa yang diyakini sebagai petilasan Dewi Rengganis.

JALUR BADERAN
Surabaya - Besuki Bus jurusan Banyuwangi / Bondowoso 4 jam
Besuki - Baderan Mobil angkutan desa 1,5 jam
Baderan - KM 2 Jalan berbatu terdapat sumber air desa di Km 1,1 menyusuri Kebun tembakau dan jagung 1,5 jam
KM 2 - Km 4,2 Memasuki kawasan hutan yang pohonnya jarang Km 4,2 Tempat berkemah dan terdapat Mata air 1 2,5 jam
Km 4,2 - Km 8 Kawasan hutan lebat menyurusi jurang yang sangat dalam Km 7 ada sungai kering 3 jam
Km 8 - Km 16 Kawasan Padang Rumput Gimbal kadang memasuki hutan 2 jam
Cikasur Terdapat sungai jernih dan lapangan luas bekas landasan pesawat jaman Belanda Tempat berkemah
Km 16 - Km 18 Kawasan padang rumput 1,5 jam
Km 18 - Km 20 Kawasan hutan sisa kebakaran dan padang edelweis 1 jam
Km 20 - Sicentor Kawasan hutan lebat menyusuri tepian jurang dalam 30 menit
Sicentor Tempat berkemah, terdapat sungai yang airnya berlimpah, pertemuan jalur Baderan, Bremi, dan Puncak
Sicentor - Rawa Embik Melewati padang rumput, padang edelweis, sungai kering, padang rumput 2 jam
Rawa Embik tempat berkemah dan terdapat sungai kecil
Rawa Embik - puncak Rengganis Melintasi padang rumput dan lereng gunung yang rawan longsor dan pohon tumbang. 2 jam
Puncak Rengganis Bekas Kawah yang sudah mati, bau belerang masih terasa. Puncak berbentuk punden berundak semacam tempat pemujaan, punden paling bawah selebar lapangan bola, ke atas selebar sekitar 10 x 10 meter, ke atas lebih kecil lagi.

Tuesday, August 26, 2008

Alat alat survey






Alat-alat survey yang dipergunakan dalam pemetaan gua yang menggunakan pengaruh medan magnetik. Dibawah ini adalah alat-alat dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pemetaan gua secara magnetik yang biasa dipergunakan dalam survai dan pemetaan gua.
1. Pita ukur
Untuk Grade 5 dan di atasnya, pita ukur yang dipergunakan adalah yang terbuat dari bahan fibber. Ketelitian yang dapat dicapai adalah sampai dalam satuan centimeter. Pergunakan pita ukur yang memiliki panjang maksimal 30 meter. Karena, pengukuran lorong yang memiliki panjang lebih dari 50 meter, akan terjadi lengkungan pada pita ukur karena berat pita sendiri. Sehingga terjadi kesalahan pengukuran bila tetap dipergunakan.
Gambar Pita Ukur2. KompasMengukur besarnya azimuth (besar sudut) arah lorong terhadap arah Utara 0º.
Gambar Compass merek Suunto yang biasa dipergunakan, Penggunaan Kompas
3. ClinometerMengukur sudut kemiringan terhadap bidang datar.
Gambar Clino










Gambar Kompas dan Clino tandem












Alat pengukur sudut vertikal lain yang bisa dipergunakan misalnya adalah Abney level
Gambar Abney Level4. TopofilAlat ini pada prinsipnya mempunyai fungsi yang sama dengan pita ukur. Alat ini ditambahkan dengan kompas di dalamnya. Namun saat ini perkembangan peralatan ini sudah maju dengan berbagai desain yang menguntungkan dalam pemakaian. Topofil bekerja atas dasar roda yang berputar menggerakkan revolution counter dalam satuan centimeter. Berputarnya roda tersebut karena benang yang dililitkan pada roda tersebut dan ditarik pada antar stasiun. Beberapa merek topofil : Topofil TSA, Topofil Dressler, Topofil Vulcain.Alat ukur lain dengan menggunakan telemetri (ultrasonic rangefinder). Namun alat ini jarang sekali dipakai. Kerja terbaik alat ini pada jarak yang relatif pendek (< href="http://www.subterra.or.id/dat/koment.php?id=23_0_1_7_C2">Survai Leap Frog Methode
Gambar Worksheet Untuk Skets
6. PensilPenggunaan pensil sebagai alat tulis untuk mencatat rekaman data sangat efektif. Kondisi dalam gua yang paling buruk, sangat sedikit pengaruhnya terhadap pensil, dibandingkan dengan alat tulis lainnya. Untuk itu work sheet juga dipakai bahan yang dapat ditulis dengan pensil.7. PenghapusUntuk menghapus kesalahan penulisan yang terjadi pada saat pencatatan di Work Sheet atau pencatatan detail.8. Lampu senterPembacaan kompas dan clinometer membutuhkan penerangan. Untuk itu lampu senter yang dipakai sebagai alat penerangan, berdiri sendiri, tidak diperhitungkan sebagai alat penerangan penelusuran. Usahakan memakai senter yang tidak terbuat dari bahan logam. Dan ketika menggunakan senter untuk menerangi kompas, jangan terlalu dekat sehingga dapat mempengaruhi medan magnetik kompas.

Gunung Lawu


Pendakian ke Gunung Lawu..


16 Agustus 2001
anggota tim dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama berangkat dari Base camp Cikarang terdiri dari 11 orang sedangkan dari base camp Cempaka Putih terdiri dari 4 orang. Kedua tim akan bertemu di stasiun Jatinegara sebagai keberangkatanh. Pukul 5 sore, anggota tim telah terkumpul semua dan siap untuk berangkat. Kereta datang terlambat 15 menit. Ketika kereta datang, sungguh tidak terduga bahwa akan sepadat itu. Semua berusaha untuk dapat naik ke kereta. Dengan susah payah akhirnya 12 orang berhasil naik. Namun sayang 3 orang tertinggal karena sudah tidak memungkinkan lagi untuk naik kereta tersebut. Akhirnya yang 3 orang berusaha untuk naik kereta selanjutnya yaitu kereta Senja Utama Solo. Namun apa daya kereta tersebut pun sangat padat. Akhirnya ketigaorang ini menyusul dengan bis dari terminal Pulogadung. Saat itu rombongan kembali terpecah menjadi 2.

17 Agustus 2001
Rombongan pertama (kereta)
Di kereta kami berkenalan dengan seorang pendaki lain yaitu Solihin (I’ink). Dia juga akan ke Lawu. Sendiri. Akhirnya kami ajak dia bergabung bisar lebih seru. Sehingga rombongan menjadi 13 orang. Kereta sampai juga di stasiun Solo pada pukul 14.00. Perjalanan dilanjutkan ke pasar Tawangmangu dengan bis selama kira-kira 1 jam. Kemudian dilanjutkan dengan angkot untuk sampai ke basecamp terakhir di kaki gunung yaitu Cemoro Sewu pada pukul 16.00. 11 orang melanjutkan pendakian, sedangkan 2 orang tinggal untuk menunggu rombongan kedua.

Rombongan kedua (bis)
Sekitar pukul 10 berangkat dari statiun Pulogadung dan sampai di terminal bis Solo sekitar pukul 13.00. Berangkat dengan bis ke Tawangmangu sekitar 1 jam. Setelah itu dilanjutkan ke Cemoro Sewu dan setelah istirahat selama 30 menit, melanjutkan pendakian sekitar pukul 5 sore.

Setiap anggota rombongan punya kekuatan tenaga yang berbeda-beda. Setiap orang berusaha untuk melanjutkan pendakian sesuai dengan kemampuan masing-masing. Meskipun dengan speed yang sedang, semua punya semangat yang besar untuk tetap melanjutkan perjalanan.


Berikut ini... sekilas PJL Lawu..

Kegiatan ini diikuti oleh 14 (empat belas ) orang anggota dan 1 ( satu ) orang instruktur dari Wanadri, pada hari Kamis - Minggu ( tanggal 16 – 20 Agustus 2001 ), berangkat dari PT. Kalbe Farma menuju Gunung Lawu, Solo Jawa Tengah pukul 18.00, sampai di Solo Hari Jumat ( 17 Agustus 2001 ) pukul 09.30.
Pendakian dimulai dari pintu masuk Cemoro Sewu, yang terbagi menjadi 2 regu, regu I sebanyak 10 orang, dan regu II sebanyak 5 orang. Regu I berangkat pada pukul 15.30, dan direncanakan sampai pada shelter (pos I) untuk menunggu regu II. Hal ini dilakukan karena adanya peserta yang terlambat datang karena menyusul menggunakan bis sebanyak 3 orang. Regu II tiba di Cemoro sewu pukul 16.00 dam memulai pendakian pukul 16.15.
Regu I tiba di Pos I pukul 16.00 dan menunggu regu II yang tiba pukul 16.45. Pada pukul 17.00 semua bergabung dan melanjutkan perjalanan hingga pukul 22.00 WIB di Pos II untuk beristirahat. Pukul 22.15 perjalanan dilanjutkan hingga Pos III, tiba di Pos III pukul 23.15 dan akhirnya membuka tenda dan beristirahat untuk melanjutkan pendakian pagi hari.
18 Agustus 2001 pada pukul 06.00 Karpala Kalfa mulai persiapan untuk melanjutkan perjalanan menuju Pos IV. Pukul 06.15 menit perjalanan dilanjutkan kembali. Untuk tiba di Pos IV kita memerlukan waktu ± 1 jam berjalan, dan langsung melanjutkan ke Pos V yang ditempuh selama ± 1 jam juga. Di Pos V kita beristirahat selama ± 30 menit. Perjalanan dilanjutkan pukul 09.00 dan tiba di puncak pada pukul 09.30 WIB. Tiba di puncak kita beristirahat selama 3½ jam.
Turun gunung dilakukan pada pukul 13.00. Dan tiap pos kita beristirahat sedikitnya 15 menit. Perjalanan dari puncak Gunung Lawu hingga pos I ditempuh sekitar 7 jam . Tiba di pintu masuk Cemoro sewu pada pukul 20.30. Peserta beristirahat untuk membersihkan diri dan makan di Cemoro Sewu.
Sekitar pukul 21.00 peserta persiapan pulang menuju ke Stasiun Solo Jebres untuk naik kereta api. Tiba di Stasiun Solo Jebres pukul 22.00 dan kita mendapatkan informasi bahwa kereta tujuan Jakarta berangkat Pukul 06.00. Terpaksa peserta harus menginap dan beristirahat di Stasiun Solo Jebres untuk pulang ke Jakarta dengan kereta api pagi pukul 06.00 pada tanggal 19 Agustus 2001.
Kereta Api berangkat dari Stasiun Solo Jebres pukul 06.00 dan tiba di Jakarta ( Stasiun Bekasi ) pukul 20.30.


lanjutnya...

Berikut literatur tentang Gunung Lawu


Gunung Lawu terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Puncak tertinggi gunung Lawu (Puncak Argo Dumilah) berada pada ketingggian 3.265 m dpl. Kompleks Gunung Lawu ini memiliki luas 400 KM2 dengan Kawah Candradimuka yang masih sering mengeluarkan uap air panas dan bau belerang. Terdapat dua buah Kawah tua di dekat puncak Gunung Lawu yakni Kawah Telaga Kuning and Kawah Telaga Lembung Selayur.
Banyak sekali tempat-tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat sehingga tidak hanya anak muda, tetapi banyak orang tua yang mendaki gunung Lawu untuk berjiarah. Masyarakat Jawa percaya bahwa puncak gunung Lawu dahulunya adalah merupakan kerajaan yang pertama kali di pulau Jawa. Gunung Lawu ini sangat berarti bagi Masyarakat Jawa terutama mereka yang masih percaya dengan Dunia Gaib. Pernah suatu ketika tempat-tempat keramat di Gunung Lawu ini diobrak-abrik oleh orang-orang yang tidak menyukainya, namun mereka mengalami celaka bahkan mati mengenaskan. Untuk itu bagi para pendaki yang tidak percaya dengan tempat-tempat keramat di gunung Lawu, harap tetap menghargai kepercayaan masyarakat setempat, agar terhindar dari malapetaka.
Terdapat banyak tempat wisata disekitar gunung Lawu seperti Telaga Sarangan, Air Terjun Grojogan Sewu, Tawangmanu, Candi Sukuh, Sangiran, Kraton Solo.


MENDAKI DARI KOTA SOLO
Untuk mendaki gunung Lawu dapat ditempuh dari kota Solo ataupun Madiun. Dari Jakarta kita naik kereta api atau bus jurusan Solo, perjalanan dengan bus memerlukan waktu sekitar 10-12 jam. Stasiun kereta api Solo Balapan berada tidak jauh dari terminal bus Tirtonadi, kita dapat naik becak atau berjalan kaki ke terminal Tirtonadi. Terminal ini berada di belakang stasiun kurang lebih 500 meter. Bila Anda turun di stasiun Jebres, Anda harus berjalan kaki sekitar 1 Km menuju jalan raya yang dilalui bus.
Dari terminal kita naik bus jurusan Tawangmangu berjarak tempuh sekitar 40 KM atau sekitar 1,5 Jam. Kereta maupun bus dari Jakarta biasanya sampai di Solo pagi sekali. Waktu mendaki terbaik adalah pada malam hari sehingga masih banyak waktu untuk istirahat di Solo, Tawangmangu, atau Cemoro Sewu. Mobil terakhir dari Kota Solo menuju Tawangmangu sekitar pukul 17.30. Bus-bus tua membawa kita menuju ke Tawangmangu, sepanjang jalan mendaki dan berkelok-kelok dengan pemandangan yang sangat indah. Tawangmangu suatu kawasan lereng gunung dengan ketingggian 1.305 m, berudara segar banyak terdapat villa dan penginapan.
Ada beberapa tempat wisata dan yang sangat terkenal adalah air terjun Grojogan Sewu, di areal taman Grojogan Sewu disini terdapat banyak kera dan kita dapat menikmati sate Kelinci.
Menurut cerita wayang Prabu Baladewa pada saat menjelang perang Baratayudha, disuruh Kresna untuk bertapa di Grojogansewu. Hal ini untuk menghindari Baladewa ikut bertempur di medan perang, sebab kesaktiaannya tanpa ada musuh yang sanggup menandingiya.
Ada juga air terjun Pringgodani, tempat bertapa Prabu Anom Gatotkaca anaknya Bima. Untuk menuju kesana melewati jalanan yang sempit dan terjal. Disini terdapat pertapaan yang juga ada sebuah kuburan yang konon merupakan kuburan Gatotkaca. Kuburan ini dikeramatkan dan banyak pejiarah yang datang. Diatasnya terdapat hutan Pringgosepi.
Gunung Lawu dapat didaki lewat Cemoro Kandang (Jawa Tengah) atau Cemoro Sewu (Jawa Timur), jarak kedua tempat ini tidaklah begitu jauh. Dari Tawangmangu kita bisa naik mobil Omprengan menuju Cemoro Sewu atau Cemoro Kandang. Apabila terlalu sore kita harus mencarter mobil dan bila tidak ada mobil kita harus berjalan kaki sekitar 9,5 Km menuju Cemoro Kandang atau 10 Km menuju Cemoro Sewu. Mobil terakhir omprengan biasanya sekitar pukul 17.00, namun bila sedang ramai kadangkala jam 19.00 masih ada mobil omprengan.
Di Cemoro Sewu terdapat pemancar TVRI yang mengarah ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Cemoro Sewu berada pada ketinggian 1.600 mdpl, sore hari udara di tempat ini sudah terasa dingin sekali. Para pendaki biasanya beristirahat dipos Cemoro Sewu untuk menunggu malam hari tiba, karena pendakian terbaik pada malam hari ( 21.00 - 23.00 ) dan kita sampai dipuncak menjelang pagi untuk menyaksikan sunrise.
Puncak Gunung Lawu berjarak 9 Km dari Cemoro Sewu atau 12 Km dari Cemoro Kandang. Gunung Lawu memiliki dua buah Kawah tua yakni Kawah Telaga Kuning dan Kawah Telaga Lembung Selayur Terdapat tempat-tempat keramat menjelang puncak Argodumilah, diantaranya Sendang Panguripan, Sumur Jolo Tundo, Gua Sigolo-golo, Sendang Drajad, Argo Dalem, dan Argo Dumilah.


JALUR CEMORO SEWU

Akhir Tahun 2003, TIM Merbabu.Com yang terdiri dari Ida, Nano, Maulana, Arie, Steve, Ade, dan Widias melakukan pendakian ke Gunung Lawu. Dari Kota Solo Tim Skrekanek naik taxi ke terminal Tertonadi, kemudian naik bus Jurusan Solo - Tawangmangu.
Dari Tawangmangu TIM Merbabu.Com berjalan kaki ke Cemoro Sewu, jaraknya 10 km dan menanjak. Badai besar dan hujan deras menghujam kami, sehingga kami basah kuyub dan terdorong oleh angin. Dari para supir mobil yang baru turun kami mendapat kabar bahwa gunung Lawu sedang ada badai yang sangat besar, konon di puncak sedang terjadi sesuatu yang tidak beres sehingga penguasa Gunung Lawu sangat marah. Kami melewati Pos Cemoro Kandang Jawa Tengah dan meneruskan ke Pos Cemoro Sewu Jawa Timur, jarak kedua pos ini tidak terlalu jauh sekitar 1 Km meter.
Pagi itu udara berkabut tebal, hujan pun turun, angin kencang menderu-deru mengoyang pohon-pohon menghempaskan tenda-tenda di sekitar Pos Cemoro Sewu. Udara terasa sangat dingin, beberapa kelompok pendaki yang sudah siap akan melakukan perjalanan pendakian tampak agak ragu untuk memulai pendakian.
Jalur Cemoro Sewu memiliki jalan setapak berbatu yang sudah tertata rapi hingga menuju Pos 1. Awal perjalanan jalur ditumbuhi oleh pohon-pohon Cemara, karena lebatnya hutan Cemara yang tumbuh maka daerah ini dinamai Cemoro Sewu (Seribu Cemara). Pemandangan kontras segera muncul setelah melewati hutan Cemara. Di kiri kanan jalur terdapat kebun sayur hingga mencapai Pos 1. Sementara di sela-sela Kebun Sayuran pohon- pohon sisa kebakaran nampak kering, menunggu untuk roboh.
Sebelum sampai Pos 1 terdapat Sumber Air Wesanan dipuncak gunung kita menemukan tempat-tempat mata air yang dikeramatkan oleh masyarakat. Jalur mendatar dan sedikit menanjak hingga Pos Pertama. Pos pertama kami bertemu dengan pendaki lain yang sedang beristirahat, di sini juga terdapat sebuah bangunan untuk beristirahat juga ada sebuah warung makanan, yang buka pada hari Kamis-Minggu dan pada musim-musim ramai pendakian dan ramai orang berjiarah.
Menuju Pos 2 jalur melewati batu-batuan dengan kemiringan yang cukup tajam. Kita akan melewati tempat keramat yakni Watu Jago, sebuah batu besar yang bentuknya menyerupai ayam jago.
Pos 2 berupa dataran yang agak luas, banyak ditumbuhi pohon-pohon besar dan banyak batu besar, sehingga pendaki dapat membuat tenda ditempat ini dengan nyaman karena terlindung dari hempasan angin. Bila ramai di Pos 2 ini juga sering terdapat pedagang makanan. Di Pos ini terdapat bangunan beratap yang sering digunakan para pedagang untuk berjualan makanan.
Dari Pos 2 menuju Pos 3 Jalur batu-batuan semakin curam dan menanjak. Di jalur ini terdapat asap belerang sehingga pendaki disarankan untuk tidak berlama-lama beristirahat di Pos 3. Menuju Pos 4 jalur menanjak, merangkak pada batu-batuan. Pos 4 hanya berupa tempat datar yang sempit yang berada di cerukan tebing batu, hanya cukup untuk mendirikan satu buah tenda, tempat ini sedikit terlindung dari hempasan angin.
Setelah melewati Pos 4 kami sudah berada dilereng yang curam, angin sangat kencang dan dingin sekali. Jalanan sangat sempit dan curam, Ade badannya hampir beku, kami berusaha mencari celah bukit untuk berlindung dari angin. Kami menemukan sedikit celah dan cukup luas untuk berempat beristirahat. Kami kumpulkan sisa-sisa api unggun pendaki lainnya. Lama sekali kami berusaha membuat api unggun , namun tiada kunjung nyala, sementara kami semakin kaku kedinginan. Akhirnya kami membakar kaos kaki dan celana dalam satu persatu untuk menghangatkan badan.
Pos 5 atau Pos Sumur Jolotundo berada di dekat Sumur Jolotundo yang sangat keramat. Pos ini berupa tempat datar terbuka yang luas dapat untuk mendirikan beberapa tenda. Namun di tempat ini kurang terlindung dari hempasan angin.
Dari Pos 5 kita sedikit turun, kemudian sedikit mendaki dan mengelilingi salah satu puncak, untuk menuju ke Sendang Drajad. Dari Sendang Drajad dapat dilanjutkan ke Puncak Argo Dumilah, atau jalan lagi melingkari salah satu puncak menuju Hargo Dalem. Dari Hargo Dalem pendaki dapat melanjutkan perjalanan melalui Jalur Cemoro Kandang atau Jalur Candi Seto.
Puncak gunung Lawu pagi itu udaranya sangat bersih kami dapat melihat pantulan matahari di Samudera Indonesia, deburan dan riak ombak Laut Selatan sepertinya sangat dekat. Sangat jelas terlihat kota Wonogiri juga kota-kota di Jawa Timur.
Tampak waduk Gajah mungkur juga telaga Sarangan. Sayang sekali kami tidak bisa lama tinggal di puncak karena udara sangat dingin dan angin bertiup sangat kencang, padahal tidak ada awan maupun kabut.

PENDAKIAN DARI CEMORO KANDANG JUNI

Di Pos Cemoro Kandang terdapat MCK, mushola, dan sebuah ruangan kecil untuk beristirahat. Terdapat sebuah aula terbuka yang dapat digunakan untuk mengadakan acara-acara bersama. Di depan Pos ini juga banyak terdapat warung-warung makanan dan minuman. Pos Cemoro Kandang ini dikelola oleh Kelompok Pecinta Alam yang tergabung dalam wadah Anak Gunung Lawu. Sedangkan Pos Cemoro Sewu dikelola oleh kelompok Pecinta Alam yang tergabung dalam Paguyuban Giri Lawu.
Jalur Cemoro Kandang jaraknya sedikit lebih jauh dibandingkan dengan jalur Cemoro Sewu, namun jalur ini agak landai sehingga dapat dilalui pejiarah dengan menggunakan kuda yang disewa dari Tawangmangu. Jalur Cemoro Kandang juga dapat digunakan untuk melakukan petualangan Sepeda Gunung. Pos-pos di sepanjang jalur ini berupa bangunan beratap yang sudah rusak, kecuali di Pos 1 dan Pos 2 dalam kondisi masih utuh dan pada hari-hari tertentu digunakan untuk berjualan makanan. Jalur ini didominasi tanah merah, sehingga pada saat turun hujan atau sesudah turun hujan jalur sangat licin.
Dari Cemoro Kandang menuju Pos 1 (Taman Sari Bawah) jalur agak landai, selama perjalanan bila cuaca cerah tak berawan pendaki akan dapat menyaksikan puncak Cokro Suryo. Sebelum mencapai Pos 1 terdapat jalan setapak yang menuju ke Air Terjun. Di jalur ini seringkali bau belerang sudah mulai tercium. Pos 1 terdapat bangunan yang dapat melindungi pendaki dari hujan dan terpaan angin kencang. Pada hari Kamis - Minggu biasanya terdapat pedagang makanan yang menempati Pos ini.
Menuju Pos 2 (Taman Sari Atas) jalur sedikit lebih curam dibandingkan dengan jalur Pos 1. Nampak Kawah Condrodimuko tak henti-hentinya menyemburkan asap dan bau belerang. Kawah ini diapit oleh dua buah gunung, yakni puncak Cokro Suryo dan puncak Gunung Lawu lainnya yang nampak begitu jelas di sepanjang Jalur. Mulai dari Jalur 2 ini hingga menuju puncak banyak ditumbuhi bunga Edelweis. Pada musim pendakian dan pada hari-hari besar Jawa seperti Suro, Mulud, dll. dimana banyak orang melakukan jiarah-jiarah di tempat kramat, di Pos 2 ini seringkali ramai terdapat pedagang makanan.
Dari Pos 2 Menuju Pos 3 kita akan melewati sebuah sungai kecil dan sebuah Sumber Air. Perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri Tebing batu yang sangat indah di sisi kanan sedangkan sisi kiri berupa jurang. Jalur ini sempit menyusuri lereng yang melingkari puncak Cokro Suryo, dengan sisi Jurang Pangarip-arip yang sangat dalam. Jalur ini selain menyusuri jurang juga rawan longsor, bila turun hujan sangat licin dan dalam cuaca berkabut pendaki harus ekstra hati-hati karena jalur sering tidak kelihatan. Bangunan Pos 3 sudah rusak namun masih dapat digunakan untuk berlindung dari hujan dan angin.
Meninggalkan Pos 3 kita akan melewati salah satu tempat yang dikeramatkan masyarakat yakni sebuah sumber air yang bernama Sendang Panguripan. Sendang ini bentuknya mirip sebuah sumur dengan air yang jernih dan dingin. Pada hari-hari tertentu tempat ini sering dikunjungi para pejiarah, bunga dan sesajen lainnya sering kita jumpai di tempat ini.
Menuju Pos 4 Jalur meliuk-liuk menyusuri lereng terjal, terdapat jalan pintas yang sangat terjal dan licin bila hujan turun. Bunga Edelweis tumbuh banyak sekali dilereng-lereng sepanjang jalur ini, bermunculan diantara pohon-pohon sisa-sisa kebakaran hutan
Dari Pos 4 Menuju Pos 5 Jalur bervariasi agak mendatar, sedikit menurun, sedikit mendaki, pemandangan sangat indah akan kita saksikan di sepanjang jalur ini. Jalur berliku-liku, batuan berserakan, padang rumput, padang edelweis, batang-batang kering sisa-sisa kebakaran hutan, seolah-olah kita berada di suatu taman yang sangat aneh seperti dalam dunia komik. Beberapa puncak-puncak nampak bermunculan, puncak Cokro Suryo kelihatan begitu runcing dan sangat tegar.
Dari Pos 5 pendaki dapat langsung menuju ke Puncak Hargodumilah, Puncak Hargo Puruso, atau Puncak Hargo Tulling. Bisa juga langsung berjiarah ke makam kuno di Hargo Dalem, atau Pasar Dieng/Pasar Setan. Di sepanjang jalur ini banyak tumbuh Edelweis dan padang rumput yang terdapat dilereng-lereng gunung menuju puncak-puncak gunung.
Gunung Lawu memiliki banyak puncak, puncak tertinggi adalah Hargo Dumilah dengan ketinggian 3.265 m dpl. Di puncak ini terdapat tugu dengan prasasti, dulu prasastinya bertuliskan huruf jawa kuno. Tugu ini dilapisi dengan batu-batu kecil untuk melindungi dari coretan-coretan mereka yang mengaku dirinya "Pecinta Alam".


TEMPAT-TEMPAT KERAMAT DI GUNUNG LAWU
Nama asli gunung Lawu adalah Wukir Mahendra. Menurut legenda, gunung Lawu merupakan kerajaan pertama di pulau Jawa yang dipimpin oleh raja yang dikirim dari Khayangan karena terpana melihat keindahan alam diseputar Gn. Lawu. Sejak jaman Prabu Brawijaya V, raja Majapahit pada abad ke 15 hingga kerajaan Mataram II banyak upacara spiritual diselenggarakan di Gunung Lawu. Hingga saat ini Gunung Lawu masih mempunyai ikatan yang erat dengan Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta terutama pada bulan Suro, para kerabat Keraton sering berjiarah ke tempat-tempat keramat di puncak Gn.Lawu.
Terdapat padang rumput pegunungan banjaran Festuca nubigena yang mengelilingi sebuah danau gunung di kawah tua menjelang Pos terakhir menuju puncak pada ketinggian 3.200 m dpl yang biasanya kering di musim kemarau. Konon pendaki yang mandi berendam di tempat ini, segala keinginannya dapat terkabul. Namun sebaiknya jangan coba-coba untuk mandi di puncak gunung karena airnya sangat dingin.
Rumput yang tumbuh di dasar telaga ini berwarna kuning sehingga airnya kelihatan kuning. Telaga ini diapit oleh puncak Hargo dumilah dengan puncak lainnya. Luas dasar telaga Kuning ini sekitar 4 Ha.
Terdapat sebuah mata air yang disebut Sendang Drajad, sumber air ini berupa sumur dengan garis tengah 2 meter dan memiliki kedalaman 2 meter. Meskipun berada di puncak gunung sumur ini airnya tidak pernah habis atau kering walaupun diambil terus menerus. Air sendang ini dipercaya dapat memberikan mujijat bagi orang yang meminumnya. Juga terdapat bangunan yang berupa bilik-bilik untuk mandi, karena para pejiarah disarankan untuk menyiram badannya dengan air sendang ini dalam hitungan ganjil.
Juga ada sebuah gua yang disebut Sumur Jolotundo menjelang puncak, gua ini gelap dan sangat curam turun ke bawah kurang lebih sedalam 5 meter. Gua ini dikeramatkan oleh masyarakat dan sering dipakai untuk bertapa. Sumur ini berupa lubang bergaris tengah sekitar 3 meter. Untuk turun ke dalam sumur harus menggunakan tali dan lampu senter karena gelap. Di dalam sumur terdapat pintu goa dengan garis tengah 90 cm. Konon di dalam sumur Jolotundho ini sering digunakan untuk bertapa, dan digunakan guru-guru untuk memberi wejangan/pelajaran kepada muridnya.
Terdapat sebuah bangunan di sekitar puncak Argodumilah yang disebut Hargo Dalem utuk berjiarah, disinilah tempatnya Eyang Sunan Lawu. Tempat bertahta raja terakhir Majapahit memerintah kerajaan Makhluk halus. Hargo Dalem adalah makam kuno tempak mukswa Sang Prabu Brawijaya. Pejiarah wajib melakukan pisowanan (upacara ritual) sebanyak tujuh kali untuk dapat melihat penampakan Eyang Sunan Lawu. Namun tidak jarang sebelum melakukan tujuh kali pendakian, pejiarah sudah dapat berjumpa dengan Eyang Sunan Lawu.
Di sekitar Hargo Dalem ini banyak terdapat bangunan dari seng yang dapat digunakan untuk bermalam dan berlindung dari hujan dan angin. Terdapat warung makanan dan minuman yang sangat membantu bagi pendaki dan pejiarah yang kelelahan, lapar, dan kedinginan. Inilah keunikan Gunung Lawu dengan ketinggian 3.265 mdpl, terdapat warung di dekat puncaknya.
Pasar Diyeng atau Pasar Setan, berupa prasasti batu yang berblok-blok, pasar ini hanya dapat dilihat secara gaib. Pasar Diyeng akan memberikan berkah bagi para pejiarah yang percaya. Bila berada ditempat ini kemudian secara tiba-tiba kita mendengar suara "mau beli apa dik?" maka segeralah membuang uang terserah dalam jumlah berapapun, lalu petiklah daun atau rumput seolah-olah kita berbelanja, maka sekonyong-konyong kita akan memperoleh kembalian uang dalam jumlah yang sangat banyak. Pasar Diyeng/Pasar Setan ini terletak di dekat Hargo Dalem.
Pawom Sewu terletak di dekat pos 5 Jalur Cemoro Sewu. Tempat ini berbentuk tatanan/susunan batu yang menyerupai candi. Dulunya digunakan bertapa para abdi Raja Parabu Brawijaya V.
Puncak Argodumilah pada saat tertutup awan sangat indah, kita menyaksikan beberapa puncak lainnya seperti pulau - pulau kecil yang dibatasi oleh lautan awan, kita merasa berada di atas awan-awan seperti di kahyangan. Bila udara bersih tanpa awan kita bisa melihat Samudera Indonesia. kita dapat melihat pantulan matahari di Samudera Indonesia, deburan dan riak ombak Laut Selatan sepertinya sangat dekat. Sangat jelas terlihat kota Wonogiri juga kota-kota di Jawa Timur. Tampak waduk Gajah mungkur juga telaga Sarangan.
SOLO - GUNUNG LAWU - CEMORO SEWU




MISTERI GUNUNG LAWU
Gunung Lawu bersosok angker dan menyimpan misteri dengan tiga puncak utamanya : Harga Dalem, Harga Dumilah dan Harga Dumiling yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini masyarakat setempat sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi.
Konon kabarnya gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan ada hubungan dekat dengan tradisi dan budaya keraton, semisal upacara labuhan setiap bulan Sura (muharam) yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta. Dari visi folklore, ada kisah mitologi setempat yang menarik dan menyakinkan siapa sebenarnya penguasa gunung Lawu dan mengapa tempat itu begitu berwibawa dan berkesan angker bagi penduduk setempat atau siapa saja yang bermaksud tetirah dan mesanggarah.
Siapapun yang hendak pergi ke puncaknya bekal pengetahuan utama adalah tabu-tabu atau weweler atau peraturan-peraturan yang tertulis yakni larangan-larangan untuk tidak melakukan sesuatu, baik bersifat perbuatan maupun perkataan, dan bila pantangan itu dilanggar di pelaku diyakini bakal bernasib naas.
Cerita dimulai dari masa akhir kerajaan Majapahit (1400 M). Alkisah, pada era pasang surut kerajaan Majapahit, bertahta sebagai raja adalah Sinuwun Bumi Nata Bhrawijaya Ingkang Jumeneng kaping 5 (Pamungkas). Dua istrinya yang terkenal ialah Dara Petak putri dari daratan Tiongkok dan Dara Jingga. Dari Dara Petak lahir putra Jinbun Fatah, dari Dara Jingga lahir putra Pangeran Katong.
Jinbun Fatah setelah dewasa menghayati keyakinan yang berbeda dengan ayahandanya yang beragama Budha. Jinbun Fatah seorang muslim. Dan bersamaan dengan pudarnya Majapahit, Jinbun Fatah mendirikan Kerajaan di Glagah Wangi (Demak). Melihat situasi dan kondisi yang demikian itu , masygullah hati Sang Prabu. Akankah jaman Kerta Majapahit dapat dipertahankan?
Sebagai raja yang bijak, pada suatu malam, dia pun akhirnya bermeditasi memohon petunjuk Sang Maha Kuasa. Dan wisik pun datang, pesannya : sudah saatnya cahaya Majapahit memudar dan wahyu kedaton akan berpindah ke kerajaan yang baru tumbuh serta masuknya agama baru (Islam) memang sudah takdir dan tak bisa terelakkan lagi.Pada malam itu pulalah Sang Prabu dengan hanya disertai pemomongnya yang setia Sabdopalon diam-diam meninggalkan keraton

My Blog List

Radithya Bintang Peterson

Radithya Bintang Peterson
Terlahir 1 April 2002 di Rumah Sakit Anissa Cikarang Bekasi, dengan berat 36 kg, panjang 50 cm, yang punya arti Anak yang menjadi Matahari Bintang dan Bulan yang menerangi sekitarnya

Andrew Gerrethz Peterson

Andrew Gerrethz Peterson
Terlahir 3 Oktober 2003 di Rumah Sakit Hosana medika Lippo Cikarang Bekasi, yang mempunyai Arti Anak lelaki yang dinantikan untuk menjadi pemimpin besar dan bercahaya seperti Bulan dimalam gelap untuk sekitarnya