Kids

Kids

Welcome to my stories..

Sweet, hate, crying, laugh, smile... angry..
Just tell me...
Love just for everybody who love each other

Inspiring me very much

Hidup ini adalah serangkaian masalah : Bila saat ini kita sedang bergumul dengan sebuah masalah, sebenarnya kita baru saja keluar dari suatu masalah, atau kita sedang bersiap bertemu masalah yang baru. Allah lebih tertarik membuat hidup kita Kudus ketimbang membuat hidup kita bahagia

Monday, November 24, 2008

Test my Karakter

POstingan iek...

Selamat pagi dunia..
Pagi ini ku coba test karakter yang dikirimkan Medalina Sianturi ke aku minggu lalu..
Maaf ya sayang baru dicobain, habis 2 hari lalu training, jadi mana sempat heheh..
Hasilnya seperti itu lhaa..

Smile as Laskar Pelangi..
Sinari dunia yukk...

Friday, November 14, 2008

Ya Tuhan kenapa ada penyakit Kanker..

POstingan iek...

Jum'at 14 November 2008
Pagi ini ku terima forwardan email dari rekan seruanganku Rahma, kutertegun membaca email yang berisi dokumen word, yang menceritakan penderitaan seseorang ibu yang menderita Kanker Payudara.
Rekan ibu itu berinisiatif untuk membuatkan suatu cerita untuk aksi penggalangan dana. Dalam ceritanya ditampilkan juga foto-foto payudaranya yang mulai terserah kanker, hingga disaat ini sudah mulai mengeluarkan nanah, air dan darah.

Sesaat ku teringat kejadian 3 tahun yang lalu, tepatnya awal april 2005 ketika ku pulang ke Surabaya dalam rangka menemanin anakku Radithya Bintang Peterson yang berulang tahun di 1 April , ulang tahun yang ke 3.
Saat itu kumenemukan resep dokter dengan obat yang aneh-aneh , dan antibiotik dengan dosis tinggi yang tertera disitu tertanda Dr Ratna.
Dr Ratna adalah dokter kantor dan merupakan dokter keluarga.
Ketika ku tanya ke pada Bapakku, beliau hanya menjawab sakit biasa kemarin asmanya kumat terus ada infeksi saluran kencing.

Karena kutidak percaya dengan keterangan bapak, akhirnya kucoba mencari alasan untuk pergi jalan-jalan. Padahal tujuannya adalah ke tempat praktek Dr Ratna yang ada di Gemblongan.
Dan hasil yang aku dapatkan adalah memang infeksi saluran kencing, yang sudah menjalar ke kandung kemuhnya, sehingga sering membuat bapak kencingnya mengeluarkan darah.

Pengobatan infeksinya terus dilanjutkan hingga suatu saat, bapak pergi ke Jakarta.
Waktu itu aku masih tinggal di Villa Mutiara Cikarang.
Dan di suatu saat, akhirnya bapak harus pergi ke dokter karena rasa nyeri yang menyerang perut dan alat kelamin beliau.
Info di dapat, kita pergi ke rumah sakit Siloam Glesias, ketemu dengan dr. Paulus.
Hingga akhirnya, ada indikasi pendahan di Kandung Kemih beliau, dan untuk memastikannya harus dilakukan tes IVP.
Dari test IVP didapatkan hasil ada tumor di ginjal kirinya, tumor buli-buli.

Hasilnya, harus operasi, dengan perkiraan dana operasi lebih dari 70 juta.
Discus dengan keluarga, akhirnya kita merujuk bapak ke rumah sakit Fatmawati, karena di RS Fatmawati ada kakak sepupuku yang memungkinkan bisa membantu dalam sisi kualitas pelayanan ke bapak nantinya, dan siapa tahu biayanya lebih murah.

Hingga akhirnya Bulan agustus 2005, bulan penuh cobaan..
Di pertengahan Agustus, tenyata ku harus kehilangan calon anakku yang ketiga yang sudah berumur 4 bulan di kandunganku. Dan ternyata di saat yang bersama ku masuk rumah sakit, ternyata adalah hari bapak dioperasi pengangkatan tumor buli-buli di ginjal kirinya.
Hari yang cukup berat aku rasakah, disisi lain aku kehilangan anakku yang sudah terliat jelas adalah seorang perempuan. Disisi lain aku ndak bisa menemani bapakku menghadapi situasi yang cukup berat, dan menemani ibuku dalam menjaga bapak.
Belum lagi makian dari kakak-kaka sepupuku dan kakak dari ibuku, yang mengatakan aku tidak punya perasaan karena tidak menemani bapak disaat operasi.

Memang aku tidak menceritakan kejadian, kenapa aku ndak bisa pulang ke Surabaya waktu itu, karena aku juga tidak mau menambah beban pikiran ibuku, kalau beliau tahu ternyata aku juga sakit.
Karena makian dan omongan yang tidak nyaman didengar, dengan terpaksa kucerita ke ibu, kalau aku juga ada di rumah sakit.
Aku yakin ibu juga sedih, tapi aku merasa penjelasannya ketidakpulanganku ke Surabaya membuat beliau lebih lega.

Setelah operasi berjalan, seminggu kemudian ibu baru bercerita kalau ternyata selain dan tumor, tenyata di Saluran Kandung Kemih bapak juga sudah ada kanker, stadium 3.
Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini..
Aku yakin ibu sangat sedih menghadapi hal itu.

Dan saat operasi pengangkatan tumor, ibu ditanya apakah kankernya akan diangkat sekalian, dan saat itu ibu menyetujui kalau kankernya diangkat sekalian.
Operasi ke-2 dilakukan, pengangkatan Kankernya

Operasi 1 dan ke 2 dilakukan di rumah sakit RKZ.
Setelah operasi, kondisi bapak tidak pernah pulih, hampir setiap 2 bulan beliau anfal dan masuk rumah sakit.

Hingga di kita harus kemoterapi, belum obat penghambat kankernya.
Aku tidak tahu nama dan obat yang dikonsumsi bapak waktu itu, karena aku hanya bisa pulang di april 2006 dan Juli 2006 itupun paling lama 3 hari.

Mulailah krisis melanda keluargakku, biaya pengobatan buat kami sudah seperti gajah yang menindih kami, dan sangat berat untuk dipikul. Ada yang dikorbankan, rumahku di Villa Mutiara ternyata laku duluan dari pada Rumah di bogor yang sekarang aku tempati.
Sedih banget sebenarnya, tapi ndak ada pilihan.

Ya memang hasil jual rumah, masih belum mencukupi hingga sekarang.

Ops.. lanjut dulu deh..
Dan sekitar bulan February 2006, dokter menginformasikan bahwa fungsi ginjal bapak sudah tidak bagus. Sehingga beliau harus cuci darah, atau operasi pengangkatan ginjal kirinya.

Tapi beliau menolak ginjalnya diangkat, dan akhirnya keputusan untuk cuci darah yang diambil.

Cuci darah setiap minggu , biaya cuci darah di Surabaya berkisar 500 ribu per cuci darah.

Hingga akhirnya 8 agustu 2006, pukul 4 pagi, bapak meminta kakakku laki-laki untuk mengantar ke RS, karena beliau merasakan nyeri di badannya, posisi rumah sakit tercepat yang bisa adalah di Rumah sakit William Booth, dan beliau langsung masuk ICU.

Pagi ku diinformasikan bahwa bapak masuk rumah sakit, dan untuk yang ke2 kalinya ku menelepon sekitar pukul 12 siang, dan setelah ngobrol ternyata bapak mengatakan beliau sudah capek, mau istirahat.

Dan saat itu juga kusudah memutuskan untuk pulang di sore harinya.
Ternyata Tuhan berkehendak lain.
8 Agustus 2006, pukul 14.45 bapak sudah pergi. Dengan diagnosa gagal ginjal dan penjalaran kankernya sudah ke hati, dan paru-parunya.
Awal dari kanker Kandung Kemih yang dideritanya, membuat beliau kehilangan angan-angannya untuk melihat anakku Radithya Bintang yang sudah diasuhnya dari umur 6 bulan dewasa.

Hari ini, aku merasakan kesedihan banyak orang yang menderita Kanker, mauun sanak saudaranya yang menderita kanker.
Karena kanker membuat banyak orang menderita.

Tapi cuma doa dan belajar untuk mengucap syukur, mohon ketabahan itu yang sampai sekarang aku masih coba lakukan.

Bertahan dan berserah.

Ya Tuhan kuatkan orang-orang yang menderita itu, karena kutahu rasanya kesedihan , kegalauan, pusing mencari biayanya. Maafkan aku tidak bisa membantu orang tersebut.
AMIEN

My Blog List

Radithya Bintang Peterson

Radithya Bintang Peterson
Terlahir 1 April 2002 di Rumah Sakit Anissa Cikarang Bekasi, dengan berat 36 kg, panjang 50 cm, yang punya arti Anak yang menjadi Matahari Bintang dan Bulan yang menerangi sekitarnya

Andrew Gerrethz Peterson

Andrew Gerrethz Peterson
Terlahir 3 Oktober 2003 di Rumah Sakit Hosana medika Lippo Cikarang Bekasi, yang mempunyai Arti Anak lelaki yang dinantikan untuk menjadi pemimpin besar dan bercahaya seperti Bulan dimalam gelap untuk sekitarnya