
" Pak Kos, iek ndak berani ngelangkah.. iek ngeri pak" jeritku ketika akan melewati celah jurang saat melewati tebing di Gunung Sanggabuana 2- 4 Desember 2005.
" Iek inget anak-anak pak, iek ndak mau mati" jerit iek lagi, dengan mulai keluar tetsan air mata...
" Ayo iek, kamu bisa... lompat, bapak pegang dan tahan dari sini..." seru pak Engkos.
" Ayo iek, nanti ndak sampai di sungai, sudah mulai gelap ... ayo kamu bisa.. "
Ya Tuhan, betapa besar karuniaMu iek rasa saat itu.
PenyertaanMu...
Di saat iek merasa maut sudah di depan mata..
Masih ada yang memberi support untuk tetap bertahan dan fight.
Kehidupan yang kulalui melewati begitu banyak jurang, padang pasir, sungai, gunung , pantai..
Yang memperlihatkan keindahan, kepedihan, kesakitan , dan kekecewaan
Kesetiaan dan kesabaran yang selalu diuji.
Keluh kesah yang selalu terucap, air mata yang tak hentinya sering mengalir...
ketidakpuasan akan hidup, penyesalan atas masa lalu...
Terucap setiap saat, aku capek Tuhan..
Terucap setiap saat, kapan ini berakhir Tuhan...
Terucap setiap saat, kenapa ini terjadi padaku Tuhan...
Tapi sekarang ku coba untuk bertahan...
Terucap setiap saat, terima kasih Tuhan buat hari ini
Terucap setiap saat, terima kasih Tuhan buat kesabaran yang Tuhan beri...
Terucap setiap saat, Tuhan beri aku kekuatan untuk menghadapi semua..
Terucap setiap saat, Tuhan kasihMu sangat indah..
Terucap setiap saat, Tuhan aku bersyukur untuk berkatMu...
Terucap setiap saat, Tuhan kuserahkan hidupku kepadaMu..
Terakhir ku ucap... Ya Tuhan kabulkanlah doaku.... Amin
No comments:
Post a Comment