POstingan iek...
Jeritan hati diawal January 2010.
Kutahu ku bukan yang sempurna, bukan yang terbaik, bukan yang terindah.
Ku sadar ku juga punya banyak kekurangan dan kelemahan.
Sampai saat ini ku masih sering berkata dan bertanya pada diriku sendiri.
“ Aku tak mampu!” tapi hati kecilku menegurku.. bukan karena ku tak mampu tapi karena ku tak mau.
Kudibilang picik dan selalu negative thinking..
Kumelakukan pembenaran diriku dengan berkata, “ Terserah!, silahkan kalian menilaiku seperti apa, silahkan!”
Di lain sisi, hati kecilku berkata… “ Kenapa ku tak mau menolong, kenapa ku mulai egois dengan tidak perduli akan sekitarku.. Ku telah berubah?”
Disisi lain berkata.. “ Terserah, biarkan mereka bicara , mereka tidak mengalami hal itu, aku yang mengalaminya, dan ku tak mau mengambil keputusan dan tindakan yang nantinya akan membuatku sakit hati, dan kecewa lagi”
Tahun ini ku mau damai!!
Ku mau awali tahun ini dengan kedamaian dihati dan berbagi damai.
Tapi beberapa orang memintaku untuk melupakan dan memaafkannya..
Ku sudah memaafkannya koq, sejak dia keluar dari rumahku, tapi melihat kelakukannya yang masih tidak berubah, masih tidak bisa menghargai dirinya sendiri sebagai seorang wanita dan juga seorang ibu.
Perempuan yang nyamperi tempat kerja seorang lelaki jam 2 pagi malah kadang dari sore sampai tokonya tutup subuh yang hanya mempunyai hubungan kerja bukan pasangan.
Malah kadang tidur di Cafe, itu yang membuatku semakin kesal dengan kelakuannya. Padahal dia sudah kontrak sendiri. Hal ini juga yang membuatku debat dengan suamiku, karena dia member kesempatan, alasannya kasian, karena kontrakannya ada penunggunya, jadi wanita ini lagi ketakutan tidur di kontrakannya.
Dia tidak bisa membedakan mana yang pantas dan tidak, padahal sudah banyak yang mengingatkan dan menasehati…. Tapi hatinya sangat bebal.
Memang ku hanya bisa mendoakannya.
Tapi disisi lainku ku sudah sangat sangat tidak ingin berurusan dengan seoran wanita yang bernama L*n* lagi, bahkan ku mau saat ini ku anggap ku tak mengenalnya.
Setiap hari ku melihat dan mendengar kelakuannya yang ndak bener, dan Sahabatku sudah mulai bosan dan jengkel.. so ... dulu dia begitu memperjuangkan dan membela.
Terima kasih Tuhan sudah buka matanya untuk melihat kenyataan bahwa dia hanya diperalat.
Akan ada saat dan cara untuk membuat wanita itu sadar...
Entar kapan, oleh siapa dan bagaimana hanya Tuhan yang tahu..
Inikah latihan sabar yang harus dilewati...
Dan ku harus lulus.....
